Lockdown Shanghai Dibuka, Wall Street Dibuka Melesat 300 Poin

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
06 June 2022 21:52
Trader Gregory Rowe, right, works on the floor of the New York Stock Exchange, Wednesday, Dec. 11, 2019. Stocks are opening mixed on Wall Street following news reports that US President Donald Trump might delay a tariff hike on Chinese goods set to go into effect this weekend. (AP Photo/Richard Drew)
Foto: Pasar Finansial Wall Street (AP Photo/Richard Drew)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) dibuka variatif pada perdagangan Senin (6/6/2022), di mana bursa saham berusaha bangkit dari penurunannya pekan lalu.

Indeks Dow Jones Industrial Average dibuka melesat 328 poin (+1%) pukul 08:30 waktu setempat (20:30 WIB) dan selang 1 jam menjadi 287,2 poin (+0,87%) ke 33.186,86 sementara S&P 500 tumbuh 55,6 poin (+1,35%) ke 4.164,14. Nasdaq naik 221,3 poin (+1,84%) ke 12.234,05.

Sentimen pasar mendapat dorongan setelah Beijing membatalkan beberapa pembatasan terkait Covid.

Di sisi lain, The Wall Street Journal melaporkan bahwa regulator China sedang menyusun simpulan dari investigasi atas perusahaan Didi yang menandakan bahwa tindakan keras negara itu terhadap sektor teknologinya mungkin akan segera berakhir.

Saham Didi melomapt 1% di China, dan 2% di Hong Kong, sementara di AS melesat 50%. Saham Apple ikut melompat, sebesar 1%, sementara Amazon melesat 2%. Adapun saham perbankan menguat seperti JP Morgan dan Citibank, di kisaran 1%, setelah imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun-yang menjadi acuan pasar-menguat lagi ke level 3%.

Pergerakan pada hari ini terjadi setelah pekan lalu yang mengecewakan karena rata-rata indeks saham utama mengalami kerugian yang moderat. Indeks blue-chip Dow Jones turun 0,9% dan memasuki zona negatif selama sembilan pekan. Sementara indeks S&P 500 dan Nasdaq kehilangan masing-masing 1,2% dan 1% selama sepekan lalu.

Investor telah bergulat dengan kekhawatiran bahwa bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) dapat menaikkan suku bunga terlalu cepat dan terlalu banyak, menyebabkan resesi. Pernyataan terbaru dari anggota The Fed yang akan menetapkan suku bunga menunjukkan bahwa 50 basis poin kenaikan kemungkinan terjadi pada pertemuan Juni dan Juli.

Sebanyak 390.000 pekerjaan baru tercatat di Mei yang lebih baik dari yang diharapkan, meskipun ada kekhawatiran perlambatan ekonomi di tengah laju inflasi yang menderu. Beberapa analis percaya data perekrutan yang kuat dapat membuka jalan bagi The Fed untuk tetap agresif.

"Sejak di posisi bawah mendekat 3.800 di S&P 500 sudah ada kemajuan: China dibuka kembali dan harapannya ekonomi akan kembali beroperasi dalam kapasitas nyaris penuh dalam sebulan. Itu akan menambah dorongan ke global ekonomi," tutur Tom Essaye pendiri Sevens Report dalam laporan riset yang dikutp CNBC International.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jelang Rilis Kinerja Nvidia, Nasdaq & S&P500 Tergelincir

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular