Indeks Dolar AS Menanjak, Awas Rupiah ke Rp 14.500 Lagi!

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
Selasa, 07/06/2022 08:20 WIB
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah melemah tipis 0,1% melawan dolar Amerika Serikat (AS) ke Rp 14.450/US$ pada perdagangan Senin kemarin, setelah menguat nyaris 1% sepanjang pekan lalu. Dolar AS yang mulai bangkit pasca rilis data tenaga kerja membuat rupiah tertekan, dan berisiko berlanjut lagi pada perdagangan hari ini Selasa (7/6/2022).

Jumat pekan lalu, Departemen Ketenagakerjaan AS mengumumkan perekonomian Negeri Paman Sam menciptakan 390.000 lapangan kerja non-pertanian (non-farm payroll/NFP) pada Mei 2022. Ini adalah pencapaian terendah sejak April 2021.

Meski demikian, realisasi tersebut jauh di atas ekspektasi pasar. Konsensus pasar yang dihimpun Reuters memperkirakan non-farm payroll berada di 325.000.


Selain itu, rata-rata upah dilaporkan naik 0,3% dari bulan sebelumnya, dan tingkat pengangguran tetap sebesar 3,6%. Pasar tenaga kerja merupakan salah satu acuan bank sentral AS (The Fed) dalam menetapkan kebijakan moneter. Dengan pasar tenaga kerja yang kuat, The Fed tentunya masih tetap mempertahankan laju kenaikan suku bunga yang agresif.

Alhasil, indeks dolar AS kembali menanjak dalam 2 hari beruntun. Pada perdagangan Senin, indeks yang mengukur kekuatan dolar AS ini naik 0,27%, melanjutkan kenaikan 0,31% Jumat lalu.

Secara teknikal rupiah memulai tren penguatan setelah menyentuh resisten kuat di kisaran Rp 14.730/US$ yang merupakan Fibonacci Retracement 61,8% 19 Mei lalu. Fibonacci Retracement tersebut ditarik dari level terendah 24 Januari 2020 di Rp 13.565/US$ dan tertinggi 23 Maret 2020 di Rp 16.620/US$.

Grafik: Rupiah (USD/IDR) Harian
Foto: Refinitiv

Rupiah bahkan mampu menembus ke bawah rerata pergerakan 50 hari (Moving Average 50/MA 50), tetapi masih tertahan MA 100 di kisaran Rp 14.400/US$ - Rp 14.415/US$.

Sementara itu indikator Stochastic pada grafik harian bergerak turun dan sudah masuk wilayah oversold.

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

Grafik: Rupiah 1 Jam
Foto: Refinitiv

Stochastic yang mencapai wilayah oversold tentunya berisiko membuat rupiah melemah. Apalagi stochastic pada grafik 1 jam bergerak naik dari wilayah oversold.

Resisten terdekat berada di kisaran 14.470/US$ sampai Rp 14.480/US$. Jika ditembus rupiah berisiko melemah Rp 14.500/US$ sampai Rp 14.510/US$ di pekan ini.
Sementara jika mampu bertahan di bawah Rp 14.470/US$, rupiah berpeluang menguat ke 14.430/US$ hingga Rp 14.410/US$.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Perang Bikin Rupiah Anjlok, Tembus Rp 16.400-an per Dolar AS