Sudah Terbang Nyaris 60%, Saham INCO Masih Bisa Lanjut Buy?

Putra, CNBC Indonesia
06 June 2022 12:18
Vale ist/wikipedia
Foto: Vale ist/wikipedia

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham emiten nikel Tanah Air, PT Vale Indonesia Tbk (INCO) terpantau menguat 59,2% di sepanjang tahun ini.

Kenaikan harga saham INCO juga bertepatan dengan tren pergerakan harga nikel dunia. Mengacu pada data London Metal Exchange (LME), harga nikel akhir tahun lalu dipatok di US$ 20.757/ton.

Namun pada perdagangan awal Juni 2022, harga satu ton nikel dipatok di US$ 28.392/ton. Artinya harga nikel dunia naik 36,8% sepanjang 2022.

Bahkan harga nikel sempat melonjak sampai ke atas US$ 45.000/ton di bulan Maret 2022. Kenaikan tersebut terjadi hanya dalam hitungan hari.

Kenaikan tajam harga nikel dalam waktu singkat disebabkan karena suplai dan pasokan nikel yang terbatas sementara outlook permintaan tetap kuat.

Tren harga nikel yang naik menjadi katalis positif untuk harga saham INCO. Riset Bahana Sekuritas menyebutkan bahwa INCO sangat sensitif terhadap pergerakan harga nikel.

"Dengan 100% pendapatan disumbangkan oleh penjualan nikel matte, INCO adalah yang paling sensitif terhadap perubahan harga nikel di antara rekan-rekannya di mana setiap kenaikan/penurunan US$ 1.000/t pada harga nikel akan berimplikasi pada 5%/15% kenaikan/penurunan pendapatan dan laba bersih," tulis laporan riset Bahana Sekuritas.

"Dengan perkiraan rata-rata kami harga nikel pada US$ 25.000/t pada tahun 2022 (estimasi), ini berarti peningkatan sebesar 31,2%/48,8% dalam pendapatan dan laba bersih," terang Bahana Sekuritas dalam laporan risetnya.

Untuk diketahui INCO memang sedang gencar menggarap berbagai proyek nikel.

Setelah baru-baru ini menandatangani perjanjian kerangka kerja untuk mengembangkan proyek HPAL dengan Zhejiang Huayou Cobalt Company Limited di Pomalaa, INCO disebut akan mengakuisisi hingga 30% saham dalam proyek yang akan menghasilkan 120ktpa PLTMH di 2025.

INCO juga dikabarkan sedang mengincar proyek HPAL lainnya di Sorowako untuk memanfaatkan cadangan bijih limonit dengan kapasitas 60ktpa.

Dengan kenaikan harga yang sudah tinggi, mayoritas analis masih memberikan rekomendasi buy untuk saham INCO.

Namun konsensus yang dihimpun oleh Refinitiv Datastream, rata-rata target harga yang dipatok analis untuk saham INCO ada di Rp 7.650 yang berarti tersisa upside potensial yang minim kurang dari 3% saja.

Pada penutupan perdagangan sesi satu, Senin (6/6/2022), saham INCO ditutup melemah 2,93% ke level Rp 7.450 per unit. 


(vap/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dalam 5 Tahun, INCO Setor Rp 7,8 T ke Negara!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular