Firasat Buruk Elon Musk Soal Ekonomi, Resesi Bakal Terjadi?

Eqqi Syahputra, CNBC Indonesia
Minggu, 05/06/2022 13:50 WIB
Foto: Jokowi Bertemu Elon Musk (Ist Instagram Setkab)

Jakarta, CNBC Indonesia - CEO Tesla Elon Musk baru-baru ini mengaku kepada publik bahwa dia memiliki firasat yang sangat buruk tentang ekonomi. Dia menyebutkan ekonomi memiliki kemungkinan kembali menghadapi resesi.

Musk dalam beberapa pekan terakhir memang telah beberapa kali memperingatkan risiko terjadinya kembali resesi ekonomi. Untuk mencegah hal tersebut berdampak kepada perusahaan, Musk akan memangkas karyawan hingga 10 persen. Tetapi jumlah karyawan yang digaji per jam akan meningkat.

Hal tersebut ia sampaikan dalam email internal yang dilihat oleh Reuters. Email itu berjudul "pause all hiring worldwide" atau menghentikan sementara seluruh perekrutan seluruh dunia. Email tersebut muncul hanya beberapa hari setelah email yang dikirimkan kepada para karyawan Tesla untuk kembali bekerja di kantor atau memilih untuk mengundurkan diri.


Sementara itu awal minggu ini Elon Musk dilaporkan mengharuskan para karyawannya harus kembali ke kantor lagi. Ini merupakan informasi dari Electrek dan Bloomberg dalam email yang juga dikirimkan ke eksekutif perusahaan.

Elon Musk juga menyatakan karyawan harus menghabiskan minimal 40 jam per minggu di kantor atau 'pergi dari Tesla'. Menurutnya jumlah itu jauh lebih sedikit dari permintaan pada pekerjaan pabrik.

"Semakin tinggi jabatan Anda, semakin terlihat keberadaan Anda. Tentu saja ada perusahaan yang tidak memerlukannya, namun kapan terakhir kali mereka mengirimkan produk baru yang hebat? Sudah lama," jelas Elon Musk dalam email itu.

Dalam Twitternya, dia tidak menyangkal keaslian email itu. Bahkan menyatakan mereka yang tidak setuju 'harus berpura-pura bekerja di tempat lain'.

Padahal sebelum peringatan Musk, Tesla memiliki sekitar 5.000 lowongan pekerjaan di LinkedIn dari sales di Tokyo dan teknisi di GigaFactory Berlin yang baru hingga ilmuwan di Palo Alto. Selain itu, perekrutan karyawan online untuk wilayah Shanghai juga telah dijadwalkan pada 9 Juni di saluran WeChat-nya.

Dalam laporan ke Bursa saham Amerika Serikat, pada 2021 total karyawan Tesla mencapai 99.920 karyawan. Bila firasat ini terealisasi maka akan ada 9.992 karyawan Tesla akan mengalami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Selain itu, pembukaan lowongan baru karyawan Tesla juga jelas akan dibatalkan.

Meski ada ketakutan dari Musk, namun secara data permintaan untuk mobil Tesla dan kendaraan listrik (EV) lainnya tetap kuat di pasaran.


(pgr/pgr)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Sinyal Lesunya Ekonomi RI, Kredit Perbankan Melambat Lagi