Akhir Pekan Bursa Asia Sumringah, Nikkei Melonjak 1% Lebih
Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Asia-Pasifik ditutup cerah bergairah pada perdagangan Jumat (3/6/2022) akhir pekan ini, di tengah sikap investor yang menanti rilis data pekerjaan Amerika Serikat (AS) pada bulan Mei lalu.
Indeks Nikkei Jepang memimpin penguatan bursa Asia-Pasifik pada hari ini, yakni ditutup melonjak 1,27% ke level 27.761,57. Saham ritel pemilik waralaba Uniqlo yakni Fast Retailing yang melesat 5,86% menjadi penopang Nikkei pada hari ini.
Sedangkan sisanya juga terpantau menghijau pada hari ini. Indeks Straits Times Singapura ditutup naik 0,16% ke level 3.231,97, ASX 200 Australia melesat 0,88% ke 7.238,8, KOSPI Korea Selatan terapresiasi 0,44% ke 2.670,65, dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir menguat 0,48% ke posisi 7.182,96.
Sementara untuk indeks Hang Seng Hong Kong dan Shanghai Composite China tidak dibuka pada hari ini karena sedang libur karena adanya perayaan Festival Perahu Naga.
Dari Korea Selatan, inflasi pada periode Mei 2022 kembali naik dan melampaui level 5% untuk pertama kalinya dalam lebih dari 13 tahun dan mendorong bank sentral untuk memberi sinyal kenaikan suku bunga lebih lanjut.
Inflasi dari sisi konsumen (Indeks Harga Konsumen/IHK) Negeri Ginseng pada Mei lalu naik menjadi 5,4% secara tahunan (year-on-year/yoy). Sedangkan secara bulanan (month-on-month/mom), inflasi Korea Selatan tetap di level 0,7%.
Hal ini dapat membuat alasan bank sentral Korea Selatan (Bank of Korea/BoK) untuk kembali menaikan suku bunga acuannya untuk menjinakan inflasi, meski inflasi di Korea Selatan masih jauh lebih rendah dari inflasi di AS maupun di Eropa.
Gubernur BoK, Rhee Chang-yong sudah memperingatkan pada pekan lalu bahwa dia memperkirakan inflasi akan mencapai 5% dan bertahan untuk beberapa waktu.
Dia mengatakan fokus kebijakan harus tetap pada inflasi untuk saat ini daripada pertumbuhan ekonomi setelah bank sentral menaikkan suku bunga untuk kelima kalinya sejak musim panas lalu.
Bursa Asia-Pasifik yang cerah bergairah pada perdagangan akhir pekan ini terjadi di tengah sikap investor yang menanti rilis data pekerjaan Amerika Serikat (AS) pada bulan Mei lalu.
Di AS, Kontrak berjangka (futures) indeks bursa AS bergerak stagnan di sesi awal perdagangan hari ini.
Data tenaga kerja menunjukkan kenaikan lapangan kerja baru dalam laju yang terlambat sejak era pandemi. Lapangan kerja di sektor swasta bertambah hanya 128.000 pada Mei, jika mengacu pada data ADP.
Angka itu d bawah estimasi ekonom dalam polling Dow Jones yang semula memperkirakan angka 299.000. Di sisi lain Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan klaim tunjangan pengangguran baru pekan lalu turun di bawah perkiraan pasar.
Wakil Kepala bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed), Lael Brainard kepada CNBC International mengatakan bahwa kecil kemungkinan bank sentral akan mengambil jeda di tengah kebijakan kenaikan suku bunga acuan dalam waktu dekat.
"Saat ini, sangat sulit melihat pemicu perlu adanya jeda tersebut," tutur Brainard kepada CNBC International.
"Kami masih memiliki banyak pekerjaan untuk menurunkan inflasi menuju target kami sebesar 2%," tambah Brainard.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)