Sempat Borong Saham Banyak, Dana Asing Sudah Balik ke Bursa?

Putra, CNBC Indonesia
03 June 2022 17:20
Layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (9/5/2022). (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)
Foto: Layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (9/5/2022). (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pergerakan dana asing di pasar saham Tanah Air menarik untuk dicermati. Bulan lalu, asing terpantau net sell Rp 7,6 triliun.

Outflow besar-besaran terjadi di pekan pertama perdagangan setelah kembali dari libur panjang hari raya Idul Fitri 2022.

Pada 9-13 Mei 2022, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) konsisten mencatatkan pelemahan 5 hari beruntun dengan koreksi lebih dari 5% dan asing net sell jumbo senilai Rp 9,1 triliun.

Di pekan selanjutnya, IHSG mulai bertahap pulih. Namun asing masih mencatatkan net sell. Aksi jual bersih asing di pekan kedua tersebut tergolong tipis sebesar Rp 141 miliar.

Namun di pekan terakhir perdagangan bulan Mei, IHSG mengalami kenaikan signifikan dan kembali ke level psikologis 7.000 bersamaan dengan inflow yang masuk ke pasar saham sebesar Rp 1,6 triliun.

Dalam sepekan terakhir IHSG berhasil mencatatkan penguatan 2,3% dan inflow dana asing pun kembali masuk ke pasar saham. Di pasar reguler asing net buy jumbo senilai Rp 6,97 triliun.

Ekonom MNC Sekuritas Tirta Citradi dalam riset strateginya menyebut bahwa rebound IHSG setelah terkoreksi tajam memang hal yang wajar.

Dalam risetnya Tirta menyebut bahwa kinerja pasar saham negara-negara berkembang terutama negara eksportir komoditas dengan rasio ekspor produk berbasis komoditas 60-70% cenderung positif sepanjang tahun ini.

"IHSG secara historis memang memiliki korelasi positif jangka panjang terutama dengan harga batu bara dan CPO, karena sekarang harga batu bara dan CPO juga sedang tinggi, maka wajar saja jika IHSG terbilang resilien" tutur Tirta kepada CNBC Indonesia.

Adanya surplus neraca dagang dan perbaikan ekonomi Indonesia seiring dengan terus menurunnya kasus Covid-19 juga menjadi faktor yang membuat aset-aset keuangan domestik menarik sehingga memicu aliran masuk dana asing, lanjut Tirta Citradi.

Namun Tirta juga menyampaikan bahwa volatilitas perdagangan yang tinggi memang harus diwaspadai karena The Fed masih agresif dalam menaikkan suku bunga acuan.


(trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular