
Era Startup di RI Masih Awal, GOTO dan BUKA Masih Positif

Jakarta, CNBC Indonesia - Dunia startup sedang dibayangi oleh langkah pemutusan hubungan kerja (PHK) yang diambil oleh beberapa perusahaan. Menurut pengusaha nasional Hary Tanoesoedibjo, kondisi sekarang menandakan akhir dari masa keemasan startup.
Namun tidak begitu menurut Nico Laurens, Head of Research Panin Sekuritas. Menurut Nico, industri perusahaan rintisan di Indonesia masih atraktif karena masih di fase yang sangat awal.
"Industri startup di Indonesia masih atraktif karena masih di fase yang sangat awal dan buktinya masih ada venture capital yang memberikan dana. Bahkan saya kira dari sisi pendanaan likuditasnya masih bagus," jelas Nico kepada CNBC Indonesia, Jumat (3/6/2022).
Menurutnya saat ini banyaknya startup yang tutup adalah karena perusahaan-perusahaan tersebut tengah mencari model bisnis yang pas. Apalagi saat ini tengah terjadi transisi dari online ke offline, seiring dibukanya kembali ekonomi pasca melandainya pandemi.
"Jadi startup ini tengah mengalami disrupsi, apakah mampu melakukan transisi untuk melakukan monetisasi," ungkap Nico.
Bahkan menurut Nico, saham-saham teknologi di Indonesia yang bermula dari startup seperti BUKA yang baru listing tahun lalu dan GOTO yang listing tahun ini masih bagus. Pasalnya, saham-saham ini terbilang baru, tidak seperti di China dan Amerika Serikat (AS) yang sudah mulai semenjak 2010.
"BUKA dan GOTO misalnya saya lihat masih ada pertumbuhan meski melambat, GOTO ada transaksi value masih positif, BUKA juga. Jadi sebenarnya (startup di RI) masih early phase dan masih long way to go," kata Nico.
Untuk diketahui, harga saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) akhirnya naik ke atas harga penawaran perdananya setelah emiten itu akan menjadi konstituen indeks LQ45 yang baru melalui jalur Fast Entry.
Baru satu bulan lebih melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI), saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk(GOTO) langsung masuk ke tiga indeks sekaligus mulai 8 Juni 2022.
Dalam pengumuman dikutip Kamis (2/6/2022), BEI telah melakukan Evaluasi Fast Entry Indeks atas Indeks IDX30, LQ45 dan IDX80.
Hasilnya, saham GOTO masuk ke indeks LQ45 dan IDX30 menggantikan saham PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT).
Kemudian, saham GOTO juga masuk ke indeks IDX80 menggantikan saham PT Buyung Poetra Sembada Tbk (HOKI).
GOTO tercatat memiliki rasio free float sebesar 66,4%.
"Daftar dan jumlah saham yang digunakan dalam penghitungan indeks pada indeks-indeks tersebut akan efektif berlaku pada tanggal 8 Juni 2022 hingga Juli 2022," tulis pengumuman BEI.
(vap/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sejarah! Uber Cetak Laba 2023 Rp 30 T, Akankah GOTO Menyusul?