Kripto Cerah Lagi Gaes! Bitcoin Balik ke Level US$ 30.000

chd, CNBC Indonesia
03 June 2022 10:45
Ilustrasi Bitcoin (Photo by Executium on Unsplash)
Foto: Ilustrasi Bitcoin (Photo by Executium on Unsplash)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga kripto utama berbalik menguat pada perdagangan Jumat (3/6/2022), menyusul cerahnya pasar saham global setelah sempat terkoreksi karena investor kembali menimbang efek dari inflasi global yang masih meninggi.

Melansir data dari CoinMarketCap pada pukul 10:00 WIB, Bitcoin menguat 2,8% ke level harga US$ 30.617,81/koin atau setara dengan Rp 441.968.087/koin (asumsi kurs Rp 14.435/US$), Ethereum naik 0,89% ke level US$ 1.838,47/koin atau Rp 26.538.314/koin.

Berikutnya dari beberapa koin digital (token) alternatif (altcoin) seperti Cardano melesat 4,5% ke US$ 0,5954/koin (Rp 8.595/koin), XRP terapresiasi 2,4% ke US$ 0,41/koin (Rp 5.882/koin), Solana melaju 2,8% ke US$ 41,13/koin (Rp 593.712/koin), dan Dogecoin bertambah 2,11% ke US$ 0,08266/koin (Rp 1.193/koin).

Berikut pergerakan 10 kripto utama pada hari ini.

Kripto

Bitcoin kembali menyentuh level psikologisnya di US$ 30.000 pada hari ini, setelah sempat terkoreksi hingga ke kisaran level US$ 29.000 pada perdagangan Kamis kemarin.

Padahal pada perdagangan Rabu lalu, Bitcoin sempat menyentuh kisaran level US$ 32.000. Hal ini membuat Bitcoin seakan sedang 'ditahan' di kisaran sempit yakni di level US$ 29.000-US$ 30.000.

Cerahnya kembali Bitcoin dan kripto lainnya terjadi di tengah menghijaunya pasar saham global, setelah sempat tersengat ke zona merah karena investor merespons negatif dari makin meningginya inflasi di Uni Eropa.

Meski begitu, beberapa analis melihat bahwa sentimen bearish masih cenderung akan terjadi di pasar keuangan dalam beberapa hari ke depan.

"Sentimen bearish masih belum hilang, saham dan kripto seharusnya mulai menguat pada musim panas ini karena aktivitas ekonomi bergerak moderat," tutur Edward Moya, analis senior OANDA seperti dikutip CNBC International.

Dari Amerika Serikat (AS), data tenaga kerja menunjukkan kenaikan lapangan kerja baru dalam laju yang terlambat sejak era pandemi. Lapangan kerja di sektor swasta bertambah hanya 128.000 pada Mei, jika mengacu pada data ADP.

Angka itu di bawah estimasi ekonom dalam polling Dow Jones yang semula memperkirakan angka 299.000. Di sisi lain Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan klaim tunjangan pengangguran baru pekan lalu turun di bawah perkiraan pasar.

Wakil Kepala bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed), Lael Brainard kepada CNBC International mengatakan bahwa kecil kemungkinan bank sentral akan mengambil jeda di tengah kebijakan kenaikan suku bunga acuan dalam waktu dekat.

"Saat ini, sangat sulit melihat pemicu perlu adanya jeda tersebut," tutur Brainard kepada CNBC International.

"Kami masih memiliki banyak pekerjaan untuk menurunkan inflasi menuju target kami sebesar 2%," tambah Brainard.

Di lain sisi, investor cenderung menyambut baik dari potensi adopsi kripto di Rusia dan Ukraina, di tengah kedua negara tersebut yang masih berselisih hingga kini.

Di Rusia, Menteri Perindustrian dan Perdagangan mengatakan bahwa Negeri Beruang Merah secepatnya akan mengadopsi kripto sebagai alat pembayaran yang sah.

"Rusia cepat atau lambat akan melegalkan cryptocurrency sebagai alat pembayaran," kata Denis Manturov, Menteri Perindustrian dan Perdagangan Rusia, dikutip dari euronews.com.

Pemerintah bersama bank sentral Rusia akan bergerak lebih dekat untuk menyelesaikan perbedaan pendapat terkait kripto di Rusia.

Tak hanya Rusia saja, Ukraina pun juga akan melakukan hal yang sama. Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky pada Mei lalu telah meluncurkan platform penggalangan dana baru bernama United24, di mana platform tersebut menerima donasi di lebih dari 100 cryptocurrency.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Crypto Crash! Bitcoin Cs Babak Belur, Ada Apa Ini?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular