Ternyata Investasi Saham di RI Banyak Diminati Lulusan SMA

Teti Purwanti, CNBC Indonesia
02 June 2022 20:45
Suasana Bursa Efek Indonesia (BEI).  (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Suasana Bursa Efek Indonesia (BEI). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat kondisi pasar modal Indonesia masih dalam kondisi baik dan cukup menggembirakan. Berdasarkan data, jumlah investor terus meningkat dan telah menembus 8,6 juta investorĀ per akhir April 2022 atau naik 15,11% dari posisi akhir 2021.

Data di KSEI per akhir April 2022, menyebutkan sektor finansial masih menjadi pilihan favorit bagi investor Gen Z dan Milenial untuk berinvestasi, disusul dengan saham dari sektor infrastruktur.

Lima sektor lain yang paling banyak diminati oleh investor dengan tingkat pendidikan terakhir SMA dalam berinvestasi adalah consumer cyclicals, consumer non-cyclicals, energy, basic materials dan properties & real estate.

Adapun secara profil, data pada akhir April 2022 menunjukkan bahwa investor dengan latar pendidikan terakhir Sekolah Menengah Atas (SMA) semakin banyak yang tertarik untuk berinvestasi di pasar modal.

Secara demografi dilihat dari tingkat pendidikan, per akhir April 2022 jumlah investor pasar modal didominasi oleh investor dengan pendidikan terakhir SMA yang mencapai persentase sebesar 60,57% dengan nilai aset saham Rp 160,69 triliun serta nilai aset reksa dana Rp 38,08 triliun.

Selanjutnya, disusul dengan tingkat pendidikan S1 sebanyak 29,42%, D3 sebanyak 7,32% dan S2 sebanyak 2,69%. Namun,
dilihat dari sisi jumlah aset, investor dengan tingkat pendidikan S1 memiliki jumlah aset terbesar dengan nilai aset saham mencapai Rp 427,51 triliun dan nilai aset reksa dana mencapai Rp 106,43
triliun.

Direktur Utama KSEI Uriep Budhi Prasetyo menyatakan, data tersebut membuktikan bahwa investor dengan tingkat pendidikan terakhir SMA sudah banyak yang melirik pasar modal sebagai alternatif investasi.

"Sinyal ini menunjukkan pasar modal bukan lagi menjadi investasi bagi kalangan tertentu saja, tetapi merupakan pilihan masyarakat Indonesia," jelas Uriep dalam keterangan pers, Kamis (2/6/2022).

Uriep juga menambahkan, faktor pendukungnya antara lain investasi di pasar modal yang semakin mudah diakses oleh masyarakat, salah satunya dengan adanya pembukaan rekening online yang diinisiasi KSEI sejak 2019.

Data transaksi di Bursa Efek Indonesia juga menunjukkan kondisi yang sangat positif. Tercatat hingga April 2022 rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) mencapai Rp 15,4 triliun dan rata-rata frekuensi transaksi harian mencapai 1,4 juta kali transaksi.

Dari data tersebut RNTH investor dengan pendidikan terakhir SMA tercatat mencapai Rp 1,4 triliun (9,1% dari total RNTH) dengan
rata-rata frekuensi transaksi lebih dari 271 ribu kali atau setara 18,9% dari total rata-rata frekuensi transaksi.

Untuk diketahui, jumlah investor di pasar modal pada 2019 mencapai 2.484.354 dan naik 56,21% pada 2020 hingga mencapai 3.880.753 investor. Pada 2021 jumlah investor naik signifikan mencapai 92,99% sehingga jumlahnya menjadi 7.489.337 investor, dan hingga April 2022 naik 15,11% menjadi 8.620.991 investor.

Dari sisi industri reksa dana, investor lokal mendominasi dengan komposisi kepemilikan aset sebesar 97%. Reksa dana pasar uang masih merupakan reksa dana yang paling diminati oleh investor dengan jumlah investor lebih dari 2,2 juta disusul oleh reksa dana pendapatan tetap dengan jumlah investor mencapai 924 ribu dan reksa dana saham dengan jumlah investor mencapai 715 ribu.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sempat Menguat di Sesi 1, IHSG Hari Ini Ditutup Melemah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular