Inflasi RI Melandai, Rupiah Siap Libas Dolar AS Lagi!

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
03 June 2022 07:25
Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah akhirnya menguat tajam melawan dolar Amerika Serikat (AS). Pada perdagangan pertama Juni, Kamis (2/6/2022) kemarin rupiah melesat 0,69% ke Rp 14.480/US$. Penguatan harian tersebut menjadi yang terbesar sejak 14 Oktober tahun lalu, dan saat ini berada di level terkuat dalam satu bulan terakhir.

Inflasi di Indonesia yang mulai melandai, khususnya inflasi inti memberikan sentimen positif ke rupiah.

Badan Pusat Statistik (BPS) kemarin melaporkan inflasi inti bulan Mei melambat menjadi 2,58% year-on-year (yoy), dari bulan sebelumnya 2,6% (yoy).

Inflasi inti merupakan acuan Bank Indonesia dalam menetapkan kebijakan moneter, dengan mulai melandai maka tekanan untuk menaikkan suku bunga juga tidak besar. Dengan suku bunga acuan di tahan di rekor terendah 3,5%, tentunya akan membantu pertumbuhan ekonomi.

Selain itu, indeks dolar AS akhirnya kembali menurun yang membuka peluang berlanjutnya penguatan rupiah pada perdagangan Jumat (3/6/2022). Kemarin, indeks yang mengukur kekuatan dolar AS ini turun 0,66% dan berlanjut 0,05% pagi ini. 

Secara teknikal rupiah memang tertekan di bulan Mei tetapi kinerjanya membaik setelah 19 Mei lalu menyentuh resisten kuat di kisaran Rp 14.730/US$ yang merupakan
Fibonacci Retracement 61,8%. Fibonacci Retracement tersebut ditarik dari level terendah 24 Januari 2020 di Rp 13.565/US$ dan tertinggi 23 Maret 2020 di Rp 16.620/US$.

idrGrafik: Rupiah (USD/IDR) Harian
Foto: Refinitiv

Sementara itu indikator Stochastic pada grafik harian bergerak turun dan sudah masuk wilayah oversold.

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

Stochastic yang berada di wilayah oversold, dan rupiah yang tertahan di rerata pergerakan 50 hari (Moving Average 50/MA 50) membuatnya berisiko terkoreksi.

idrGrafik: Rupiah 1 Jam
Foto: Refinitiv


Stochastic pada grafik 1 jam juga masuk ke wilayah oversold, sehingga risiko rupiah akan melemah cukup besar.

Selama mampu bertahan di bawah Rp 14.500/US$, rupiah masih berpeluang menguat ke Rp 14.440/US$ hingga Rp 14.420/US$.

Sementara jika kembali ke atas Rp 14.500/US$, rupiah berisiko melemah ke Rp 14.540/US$.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kabar Dari China Bakal Hadang Rupiah ke Bawah Rp 15.000/US$?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular