Wall Street Melesat di Awal Juni, Sudah Lepas dari Tekanan?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
01 June 2022 21:15
Markets Wall Street. (AP/Courtney Crow)
Foto: Markets Wall Street. (AP/Courtney Crow)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau yang dikenal dengan Wall Street melesat di perdagangan pertama bulan Juni, setelah mengalami volatilitas yang tinggi dan sempat terpuruk di bulan Mei.

Indeks S&P 500 membuka perdagangan Rabu (1/6/2022) dengan menguat 0,6%, Dow Jones 0,7% dan Nasdaq memimpin sebesar 0,8%.

Pada bulan lalu, S&P 500 nyaris stagnan setelah sebelumnya sempat jeblok 7,8%. indeks Dow Jones juga mampu tipis 0,04%, setelah sebelumnya sempat jeblok lebih dari 5%. Sementara Nasdaq sepanjang Mei tercatat melemah lebih dari 2%, dan sempat anjlok lebih dari 10%.

Meski Wall Street membuka perdagangan hari ini dengan apik, tetapi analis menilai wait and see adalah langkah yang tepat, sebab ada kemungkinan akan terjadi gejolak lagi.

"Wait and see adalah langkah terbaik saat ini. Di bulan Juli, mungkin kita akan mendapatkan gambaran yang lebih baik. Sebelum Juli, kemungkinan kita akan melihat pasar yang bergejolak dengan kemungkinan mengarah ke pelemahan, " tutur Max Gokhman kepala investasi dari AlphaTrAI seperti dikutip CNBC International.

Volatilitas tinggi yang dialami Wall Street di bulan Mei tidak lepas dari langka bank sentral AS (The Fed) yang agresif dalam menaikkan suku bunga.

The Fed bulan Mei lalu menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin menjadi 0,75% - 1%, sekaligus menjadi kenaikan terbesar dalam lebih dari dua dekade terakhir.

Tidak sampai di situ, The Fed juga mengindikasikan akan bertindak lebih agresif guna meredam kenaikan inflasi. Tidak hanya suku bunga, The Fed juga akan mengurangi neracanya (balance sheet) yang saat ini nyaris mencapai US$ 9 triliun. Pengurangan nilai neraca artinya The Fed akan melepas kepemilikan obligasinya, sehingga likuiditas di perekonomian akan terserap.

Pasar pun cemas jika suku bunga terlalu tinggi dan likuiditas mengetat, maka perekonomian AS akan mengalami resesi.

Tetapi belakangan ini Wall Street mulai bangkit pasca rilis notula rapat kebijakan moneter The Fed yang menunjukkan para pejabat The Fed sepakat untuk menaikkan suku bunga 50 basis poin di bulan Juli dan Juli. Mereka melihat jika suku bunga segera dinaikkan, maka di sisa tahun ini The Fed akan berada di posisi yang bagus untuk menilai efek dari kenaikan suku bunga tersebut.

Artinya, ada peluang The Fed akan menunda kenaikan suku bunga untuk sementara setelah menaikkan 50 basis poin di bulan Juni dan Juli.

Analis melihat seberapa agresif The Fed akan terlihat di bulan Juli nanti, dan bagaimana tren inflasi setelah kenaikan suku juga akan lebih terlihat. Sehingga saat ini dikatakan lebih baik bersikap wait and see.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular