OJK Akui IHSG Alami Guncangan Selama Bulan Mei

Teti Purwanti, CNBC Indonesia
31 May 2022 14:20
OJK
Foto: Dok OJK

Jakarta, CNBC Indonesia - Kondisi ekonomi Indonesia makin memperlihatkan pemulihannya, pasca terhantam krisis pandemi Covid-19 dalam kurun waktu kurang lebih dua tahun terakhir. Rapat Dewan Komisioner (RDK) OJK bulan Mei 2022 mencatat perkembangan sektor keuangan relatif stabil.

Namun, ada catatan untuk bursa domestik. OJK mengakui adanya guncangan pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang bulan ini. "Pasar keuangan domestik secara umum bergerak volatile sejalan dengan pelemahan pasar keuangan global seiring aksi risk off investor," seperti dikutip dari keterangan resmi, Selasa (31/5/2022).

Seperti diketahui, terutama setelah libur lebaran, IHSG anjlok dengan nilai yang sangat signifikan hingga isu suspensi sementara atawa trading halt menyeruak.

Indeks sempat beberapa kali kembali naik. Namun, fenomena sell in may than go away cukup kuat hingga IHSG terlempar dari zona psikologis 7.000.

Kenaikan yang sempat terjadi juga tak mau mengkompensasi penurunan. Ini tercermin dari return IHSG yang sepanjang Mei masih minus 2,65%.

Secara rinci, IHSG pada Maret 2022 berada di posisi 7.011,44, pada April 7.288,91, dan hingga 24 Mei 6.914,14. Sedangkan NAB Reksa Dana Maret 2022 tercatat mencapai Rp 565,12 triliun, April 2022 mencapai Rp 563, 37 triliun, dan hingga Maret 24 Mei Rp 550, 97 triliun.

Meski begitu, aktivitas di bursa domestik masih padat. Hingga 24 Mei 2022, penghimpunan dana di pasar modal mencapai Rp 100,1 triliun. Secara rinci penghimpunan dana di pasar modal pada Maret 2022 mencapai Rp 63,93 triliun, naik pada April menjadi Rp 94, 87 triliun, dan hingga 24 Mei menjadi Rp 100,1 triliun.

Dari jumlah penawaran umum tersebut, 23 diantaranya dilakukan oleh emiten baru. Rincian emiten baru, antara lain, pada Maret mencapai 17 emiten, bertambah menjadi 21 emiten baru pada April, dan hingga 24 Mei menjadi 23 emiten.

Dalam pipeline saat ini terdapat 105 emiten yang akan melakukan penawaran umum dengan total indikasi penawaran sebesar Rp68,67 triliun.

Sektor Industri Keuangan Non Bank juga mencatatkan pertumbuhan positif. Pada April 2022, penghimpunan premi asuransi mencapai Rp 21,8 triliun dengan rincian Asuransi Jiwa sebesar Rp 8,6 triliun, serta Asuransi Umum dan Reasuransi sebesar Rp 13,2 triliun. Sementara, fintech P2P lending mencatatkan outstanding pembiayaan sebesar Rp 38,68 triliun atau tumbuh sebesar 87,7% yoy. Piutang perusahaan pembiayaan juga tumbuh sebesar 4,51% yoy.

OJK juga mencatat kredit perbankan per April 2022 tumbuh 9,10% (yoy) atau 3,69% (ytd). Data kredit perbankan ini menurut OJK meningkat signifikan dari Maret 2022 yang tumbuh 6,67% (yoy).

Dalam laporan terkini yang dikeluarkan, kredit sektor pertambangan dan manufaktur di April 2022 mencatat kenaikan terbesar dibanding Maret 2022 (mtm), masing-masing Rp 21,5 triliun dan Rp 20,8 triliun. Sementara, Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan hingga April 2022 tumbuh 10,11% (yoy) atau 0,08% (ytd).


(RCI/dhf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular