
Bitcoin cs Bergairah Lagi, Trauma Investor Mulai Pulih?

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga kripto utama kembali cerah pada perdagangan Selasa (31/5/2022), karena investor mulai memupuk optimisme setelah muncul data inflasi belanja perorangan AS dan rilis risalah rapat bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed).
Melansir data dari CoinMarketCap pada pukul 09:30 WIB, Bitcoin melonjak 4,97% ke level harga US$ 31.610,86/koin atau setara dengan Rp 460.886.339/koin (asumsi kurs Rp 14.580/US$), Ethereum melejit 6,43% ke level US$ 1.989,27/koin atau Rp 29.003.557/koin.
Berikutnya dari beberapa koin digital (token) alternatif (altcoin) seperti Cardano meroket 16,42% ke US$ 0,4181/koin (Rp 8.522/koin), XRP melompat 4,9% ke US$ 0,4181/koin (Rp 6.096/koin), Solana menguat 2,06% ke US$ 47,06/koin (Rp 686.135/koin), dan Dogecoin melaju 3,61% ke US$ 0,0872/koin (Rp 1.271/koin).
Berikut pergerakan 10 kripto utama pada hari ini.
![]() |
Bitcoin terus mencoba ke atas level psikologisnya di US$ 30.000, setelah sepanjang bulan ini mengalami koreksi parah hingga menyentuh level terendah barunya dalam setahun terakhir. Kini, kapitalisasi pasar Bitcoin sudah kembali ke sekitar US$ 600 miliar.
Pulihnya Bitcoin dan kripto lainnya terjadi menyusul pulihnya pasar saham global yang dimulai pada perdagangan akhir pekan lalu.
"Bitcoin berhasil menembus ke atas level US$ 30.000, tetapi perlu mempertahankan level US$ 29.300 pada pengujian ulang untuk melanjutkan tren penguatannya," kata Marcus Sotiriou, analis di broker aset digital GlobalBlock, dikutip dari CoinDesk.
"Pasar kripto kembali cerah karena pasar saham AS berhasil rebound pada pekan lalu, setelah pidato ketua The Fed yang memberikan kejelasan pasar tentang rencana mereka untuk melakukan pendaratan ekonomi yang lunak," tambah Sotiriou.
Pelaku pasar mulai memupuk optimisme setelah muncul data inflasi belanja perorangan AS dan rilis risalah rapat bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed).
Sebelumnya pada Jumat pekan lalu, indeks belanja konsumsi perorangan (personal consumption expenditure/PCE) tumbuh 4,9% per April, atau melambat jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar 5,2%.
Indeks PCE menjadi acuan bank sentral AS untuk menentukan langkah moneter mereka selanjutnya. Jika inflasi terkendali, maka langkah agresif penaikan suku bunga AS bisa dihindari.
Bukan hanya tak lagi hawkish, pejabat The Fed diketahui mengatakan akan menimbang pengetatan suku bunga setelah kenaikan agresif pada Juni dan Juli.
Ekspektasi tersebut dinilai membuat pasar menguat pada akhir Mei, dan berpeluang mengerem fenomena aksi jual pada Mei dan koreksi berkelanjutan selepas itu (Sell in May and Go Away). Aksi jual yang terjadi sebelumnya juga dinilai telah berlebihan.
Faktor lain adalah pelemahan imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun-yang menjadi acuan pasar-ke level 2,74% pada Jumat pekan lalu. Sebelumnya, yield surat berharga negara (SBN) AS tersebut sempat menyentuh angka 3%.
Dengan pulihnya pasar kripto, beberapa analis kripto pun mulai bertanya apakah pasar menemukan titik terendah setelah downdraft terbaru.
Menurut perusahaan analisis blockchain Glassnode, meski pasar kripto terlihat pulih, tetapi tekanan jual masih belum mereda.
"Aksi jual tampaknya telah mencapai titik terendah untuk saat ini," tulis Glassnode di newsletter Uncharted-nya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Crypto Crash! Bitcoin Cs Babak Belur, Ada Apa Ini?