Muncul White Marubozu, Masa Jaya Rupiah Segera Berakhir?
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks dolar Amerika Serikat (AS) yang terus merosot membuat rupiah mampu mencetak penguatan 4 hari beruntun awal pekan kemarin. Bahkan jika melihat sedikit lebih ke belakangan rupiah berjaya dengan mampu menguat dalam 5 dari 6 hari perdagangan.
Penguatan rupiah masih berpeluang berlanjut pada perdagangan Selasa (31/5/2022) melihat indeks dolar AS yang kembali merosot. Setelah jeblok nyaris 3% dalam dua pekan, kemarin indeks yang mengukur kekuatan dolar AS ini stagnan, tetapi pagi ini turun lagi 0,24% ke 101,418 yang menjadi level terendah dalam 5 pekan terakhir.
Rupiah punya peluang menguat didukung merosotnya indeks dolar AS, tetapi secara teknikal ada risiko koreksi yang cukup besar. Kinerja rupiah membaik setelah 19 Mei lalu menyentuh resisten kuat di kisaran Rp 14.730/US$ yang merupakan Fibonacci Retracement 61,8%.
Fibonacci Retracement tersebut ditarik dari level terendah 24 Januari 2020 di Rp 13.565/US$ dan tertinggi 23 Maret 2020 di Rp 16.620/US$.
Rupiah berbalik menguat setelah sempat menguji resisten kuat tersebut, hingga sukses mencatat penguatan sebanyak 5 dari 6 perdagangan terakhir.
Sementara itu indikator Stochastic pada grafik harian bergerak turun dan mulai mendekati wilayah oversold.
Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.
Indikator stochastic yang mendekati wilayah oversold membuat tenaga rupiah untuk menguat menjadi berkurang. Apalagi Stochastic pada grafik 1 jam yang digunakan untuk memprediksi pergerakan harian, bergerak naik dan masih dekat dari wilayah jenuh jual.
Kemudian, rupiah kemarin membentuk pola White Marubozu yang merupakan sinyal nilai suatu aset akan bergerak naik. Dalam hal ini, rupiah disimbolkan dengan USD/IDR, ketika bergerak naik maka dolar AS yang menguat dan rupiah melemah.
Secara psikologis, White Marubozu menunjukkan aksi beli mendominasi pasar.
Resisten terdekat kini berada di kisaran Rp 14.600/US$. Jika dilewati, rupiah berisiko melemah ke dan menguji Rp 14.620/US$ hingga Rp 14.630/US$.
Sebaliknya support terdekat berada di kisaran Rp 14.550.US$. Rupiah berpeluang menguat ke kisaran Rp 14.500/US$ hingga Rp 14.590/US$ jika mampu menembus konsisten level tersebut.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)