
Digeber di Akhir Perdagangan, IHSG Finish di Zona Hijau

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir menguat pada penutupan perdagangan Senin (30/5/2022). Bergerak volatil sepanjang hari, pelaku pasar masih menimbang-nimbang prospek emiten di tengah ketidakpastian kondisi ekonomi global.
IHSG dibuka menguat 0,37% di 7.052,17 dan berakhir terkoreksi 0,51% (-36,08 poin) ke 6.990,16 pada pukul 11:30 WIB.. Kembali dibuka merah di sesi dua, IHSG berhasil mencatatkan kenaikan di sesi pre-closing sehingga akhirnya mampu ditutup hijau dengan apresiasi 0,16% di level 7.037,56.
Tercatat nilai transaksi hari ini cukup ramai di angka Rp 15 triliun dimana investor asing melakukan jual bersih tipis di pasar reguler sebanyak Rp 9 miliar.
Dua saham big cap emiten perbankan masih menjadi saham yang mereka buru yaitu PT PT Bank Centar Asia Tbk (BBCA) dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) dengan nilai pembelian bersih masing-masing sebesar Rp 113 miliar dan Rp 127 miliar. BBCA tercatat stagnan di Rp 7.575/unit dan BMRI naik 1,23% ke Rp 8.200/unit.
Sebaliknya, saham yang mereka jual terutama adalah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) dengan nilai penjualan bersih masing-masing sebesar Rp 258 miliar dan Rp 86 miliar. BBRI tercatat anjlok 2,42% ke Rp 4.430/unit sedangkan SMGR naik 7,09% ke level Rp 7.175/unit.
Pelaku pasar masih menimbang-nimbang prospek berbagai emiten di tengah ketidakpastian kondisi ekonomi global. Pasalnya, situasi global masih dicekam akibat perang Rusia-Ukraina yang masih terjadi hingga kini dan belum ada tanda-tanda akan damai.
Dari AS, Optimisme pasar bangkit setelah inflasi dilaporkan melambat, dengan belanja konsumsi perorangan (personal consumption expenditure/PCE) tumbuh 4,9% per April, atau melambat jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar 5,2%.
Indeks PCE menjadi acuan bank sentral AS untuk menentukan langkah moneter mereka selanjutnya. Jika inflasi terkendali, maka langkah agresif penaikan suku bunga AS bisa dihindari dan membantu mengurangi tekanan atas saham teknologi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000