Awas! Tekanan Besar IHSG Berisiko Longsor ke 6.950 di Sesi II
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengawali perdagangan Senin (30/5/2022) dengan apik, tetapi sayangnya malah masuk ke zona merah di akhir sesi I. Pelaku pasar masih menimbang-nimbang prospek emiten di tengah ketidakpastian kondisi ekonomi global.
IHSG dibuka menguat 0,37% di 7.052,17 bahkan sempat menembus 7.069,25 sebelum berakhir terkoreksi 0,51% (-36,08 poin) ke 6.990,16.Nilai perdagangan tercatat turun ke Rp 9,09 triliun dengan melibatkan lebih dari 13 miliar saham yang berpindah tangan sebanyak 937 juta kali.
Mayoritas saham menguat yakni sebanyak 289 unit, sedangkan 224 unit lain melemah dan 181 sisanya stagnan. Investor asing tercatat melakukan penjualan bersih (net sell) sebesar Rp 21 miliar di pasar reguler pada perdagangan sesi I siang ini.
Pelaku pasar masih menimbang-nimbang prospek berbagai emiten di tengah ketidakpastian kondisi ekonomi global. Pasalnya, situasi global masih dicekam akibat perang Rusia-Ukraina yang masih terjadi hingga kini dan belum ada tanda-tanda akan damai.
Secara teknikal, risiko rupiah melanjutkan penurunan cukup besar jika melihat indikator Stochastic pada grafik 1 jam yang baru saja keluar dari wilayah jenuh beli (overbought).
Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.
Indikator stochastic yang baru saja keluar dari wilayah overbought dan masih belum jauh tentunya masih memberikan tekanan bagi IHSG.
Selain itu, IHSG pada Jumat lalu dibuka lompat jauh dari level penutupan hari sebelumnya, sehingga terlihat membuat celah (gap) pada grafik candle stick 1 jam. Hal yang sama juga terjadi pada hari ini sebelum IHSG berbalik turun dan menutup gap tersebut.
Biasanya ketika suatu aset membentuk gap, maka pergerakannya akan menutup gap tersebut, artinya risiko IHSG melanjutkan penurunan di sesi II cukup besar.
Support terdekat berada di kisaran 6.960 hingga 6.950 yang menjadi target IHSG jika terus menurun.
Penembusan konsisten ke bawah level tersebut berisiko membawa IHSG turun menuju 6.930 hingga 6.920.
Sementara itu jika kembali ke atas 7.000, IHSG berpeluang bangkit lagi. Ke depannnya, IHSG masih akan menguat selama masih bergerak di atas Bullish Trendline.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)