Dibangkitkan Bak Zombie, Ini Jatah Luna Baru Para Holder Lama

Riset, CNBC Indonesia
Senin, 30/05/2022 07:15 WIB
Foto: terra luna crypto

Jakarta, CNBC Indonesia - Upaya penyelamatan token kripto Terra dan Luna yang berada di ambang kehancuran, diluncurkan pekan kemarin.

Bak Dr. Frankenstein yang membangkitkan mayat, aksi tersebut dilakukan oleh sang developer utama Do Kwon dan perusahaannya Terraform Labs (TFL).

Masih ingat di benak kita semua, USD Terra (UST) yang merupakan stable coin milik TFL harganya turun drastis dari nilai yang dijanjikan sekitar US$ 1.


Penurunan tersebut terjadi sejak 8 Mei 2022. Penurunan harga UST juga mengakibatkan sister coin-nya yaitu Luna anjlok lebih dalam.

Hanya dalam waktu singkat nilai kapitalisasi pasar UST tergerus dan market cap Luna hilang hampir seluruhnya. Bahkan harga Luna nyaris menyentuh US$ 0.

UST dan Luna terhubung dalam sistem moneter swap yang menggunakan sistem mint and burn. Layaknya operasi moneter untuk menjaga stabilitas nilai tukar, UST merupakan koin yang dirancang agar harganya stabil.

Namun dinamika antara permintaan dan penawaran membuat harga berfluktuasi. Apabila terjadi kenaikan harga UST yang terlalu jauh dari patokannya US$ 1, maka pasokan UST pun ditambah.

Penambahan UST datang dari membakar koin satunya lagi yaitu Luna. Alhasil karena suplainya yang berkurang maka harga Luna pun naik.

Sehingga investor yang memandang cerah prospek UST sebenarnya bisa membeli Luna. Dalam hal ketika harga UST yang turun menjauhi nilai patokannya, maka pasokan UST pun harus dikurangi.

Algoritma akan 'membakar' UST sehingga pasokannya turun. Namun di sisi lain pasokan Luna akan bertambah karena mekanisme swap tadi. Setidaknya begitulah mekanisme stabilisasi kedua token kripto tersebut.

Namun kejadian yang tak terduga justru muncul. Harga UST yang turun terus membuat harga koin Luna ambruk karena aksi cetak LUNA secara besar-besaran. Investor pun merugi besar.

Banyak yang meminta pertanggungjawaban dari Do Kwon sebagai developer dan inventornya. Analis memandang kehancuran UST dan Luna karena sistem anchor protokol yang tidak stabil.

Instabilitas tersebut dipicu karena imbal hasil (yield) yang tinggi ketika seorang investor mendepositokan UST-nya. Dalam kasus ini, yield yang ditawarkan mencapai 20% per tahun. Dengan imbal hasil sebesar ini tak sedikit yang menuduh LUNA sebagai money game.

Secara sederhana mekanisme ini layaknya di bank pada umumnya. Seseorang dapat melakukan simpan pinjam dengan UST. Ketika investor mendepositokan sejumlah UST ke anchor protokol, ia berhak mendapatkan bunga dengan besaran 20% tadi per tahun.

Berbagai pihak berpendapat untuk menyelamatkan UST dan Luna harus dengan jalan radikal yaitu dengan mengurangi yield.

Namun pada Jumat 27 Mei 2022, TFL dan Do Kwon melakukan aksi penyelamatan ekosistem token kripto miliknya dengan menciptakan token kripto blockchain yang baru yakni LUNA yang akan didistribusikan secara Airdrop.

Token kripto Luna yang lama selanjutnya berganti nama menjadi Luna Classic (LUNC) sedangkan yang baru bernama Luna (LUNA).

Upaya penyelamatan kali ini tak akan menggunakan stable coin. Lantas bagaimana Luna baru bekerja?

Mengacu pada dokumen proposal TFL yang dipublikasikan di medium miliknya, pembagian Luna bekerja layaknya penjatahan aset.

Namun jatah yang diperoleh sangat tergantung pada waktu investor memegang token kripto tersebut.

Dalam proposal ada dua periode waktu utama yaitu pre-attack yang terjadi sebelum harga dua token kripto ini melorot drastis yaitu 7 Mei 2022.

Kemudian ada juga post-attack yaitu pada 27 Mei 2022 ketika Luna yang baru diluncurkan. Dua tanggal tersebut penting untuk kalkukasi berapa jatah Luna baru yang akan didapat dan bagaimana mekanisme distribusinya.

Jika kembali ke proposal penyelamatan Terra-Luna, maka distribusi token yang baru akan diperuntukkan bagi community pool (30%), investor Luna saat pre-attack (35%), investor atau depositor anchor protokol UST atau aUST (10%) saat pre-attack, investor Luna saat post-attack (10%) dan investor UST saat post-attack (15%).

Foto: Kripto
Kripto

Lantas bagaimana kalkulasi penjatahannya? Berikut ini adalah tabel kalkulasi berapa jatah Luna baru yang akan diterima.

Foto: Kripto
Kripto

Untuk lebih jelasnya mari gunakan skenario dengan investor bernama A sebagai contoh berikut ini!

Asumsikan A memegang LUNC sebanyak 50 koin dan 50.000 UST yang didepositokan di anchor protocol pada saat pre-attack dan masih menyimpannya.

Maka jumlah LUNA baru yang A dapatkan adalah 50 dikalikan dengan rasio 1,035x atau setara dengan sekitar 52 koin.

Di sisi lain investor A juga akan mendapatkan LUNA baru dari UST sebanyak 50.000 dikalikan dengan rasio 0,018 sebagaimana tertera di gambar di atas. Maka LUNA baru yang didapat mencapai 900 token.

Secara total LUNA baru yang diperoleh A mencapai 952 token. Namun ingat, token ini tidak didistribusikan secara langsung, melainkan secara bertahap.

Untuk kasus investor A, karena jumlah LUNA yang dimiliki kurang dari 10 ribu, maka 30%-nya akan didistribusikan saat genesis atau launching dan 70% sisanya secara bertahap setelah 6 bulan selama 2 tahun. Artinya saat 27 Mei 2022, investor A akan mendapat sekitar 286 LUNA terlebih dahulu.

Apabila Anda merupakan holder LUNC pre-attack maka jatah LUNA Anda jauh lebih miris di mana apabila Anda memiliki 100 ribu koin LUNC maka Anda hanya akan mendapat 1,5 koin LUNA yang juga akan dibagikan secara bertahap.

Sedangkan apabila setelah konversi jatah LUNA Anda di bawah 1 maka Anda tidak akan mendapat airdrop dan jatah Anda akan masuk ke community pool.

Saat ini LUNA diperdagangkan di kisaran US$ 5,83 yang tentunya masih jauh dari harga LUNC pre-attack yang sempat berada di atas US$ 100.

Sampai artikel ini ditulis, harga LUNC dan USTC adalah sebesar US$ 0,00009 dan US$ 2,6 sen. Bisa dikatakan kedua koin ini benar-benar sudah tidak berharga.

Upaya penyelamatan Do Kwon memang kontroversial di mana banyak menuai kritik nama-nama besar di dunia kripto seperti CPZ sang founder Binance.

Sampai saat ini sepertinya usaha zombiefikasi alias membangkitkan LUNA belum bisa membalikkan kerugian yang diderita investor yang membeli UST maupun LUNC dengan harga tinggi.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(RCI/vap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: OJK Awasi Ketat Kripto, Fokus pada Aktivitas Domestik