
Mengekor Wall Street dan Asia, IHSG Dibuka Melejit 1%

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melesat pada perdagangan Jumat (27/5/2022), di tengah cerahnya bursa global pada hari ini dan Kamis kemarin.
Indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut dibuka melesat tepat 1% di level 6.952,435 pada pembukaan perdagangan sesi I hari ini. Selang empat menit setelah dibuka, penguatan IHSG makin meningkat yakni melonjak 1,47% ke level 6.984,828. IHSG pun makin 'mepet' level psikologis 7.000.
Nilai transaksi indeks pada awal perdagangan sesi I hari ini sudah mencapai sekitaran Rp 1 triliun dengan melibatkan 1,2 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 84 ribu kali. Sebanyak 280 saham menguat, 94 saham melemah, dan 178 saham stagnan.
Investor asing tercatat melakukan pembelian bersih (net buy) sebesar Rp 154,41 miliar di pasar reguler pada perdagangan awal sesi I hari ini.
Investor asing melakukan pembelian bersih di saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) sebesar Rp 54,2 miliar. Selain di saham BBCA, asing juga mengoleksi saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) sebesar Rp 52,8 miliar.
Sementara penjualan bersih dilakukan asing di saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) sebesar Rp 2,7 miliar dan di saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) sebesar Rp 1,6 miliar.
IHSG yang cerah terjadi setelah pada perdagangan Kamis kemarin tidak dibuka karena adanya libur nasional memperingati Hari Kenaikan Isa Al-masih.
IHSG yang bergairah juga terjadi di tengah cerahnya bursa Asia-Pasifik pada hari ini dan bursa Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Kamis kemarin.
Indeks Nikkei Jepang dibuka melonjak 1,29%, Hang Seng Hong Kong terbang 2,72%, Shanghai Composite China menguat 0,43%, ASX 200 Australia bertambah 0,32%, Straits Times Singapura terapresiasi 0,55%, dan KOSPI Korea Selatan melesat 1,03%.
Sementara di AS, bursa Wall Street juga ditutup cerah bergairah pada perdagangan Kamis kemarin waktu setempat, di mana penguatan Wall Street sudah berlangsung selama dua hari beruntun.
Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup melesat 1,61% ke level 32.637,189, S&P 500 melonjak 1,99% ke 4.057,84 dan Nasdaq Composite meroket 2,68% ke posisi 11.740,65.
Penguatan ini memberikan angin segar bagi investor pasar modal di AS dan pasar modal global. Pasar juga tampaknya telah mendapatkan kembali pijakannya pekan ini, dengan investor berharap untuk melihat puncak inflasi yang kian menggerogoti ekonomi AS.
Akan tetapi, terlepas dari kenaikan indeks utama dua hari jelang akhir pekan ini, banyak investor memperkirakan pasar akan tetap bergejolak dalam beberapa waktu mendatang.
Investor telah mempertimbangkan bagaimana rencana bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) untuk memperketat kebijakan moneter dapat membebani pertumbuhan ekonomi dan kinerja pasar keuangan.
Risalah pertemuan The Fed yang dirilis Rabu lalu menunjukkan bahwa pembuat kebijakan sepakat untuk kenaikan suku bunga setengah poin persentase (50 bp) di bulan Juni dan Juli, sejalan dengan komunikasi yang sudah dilakukan sebelumnya. Namun, Wall Street ditutup lebih tinggi setelah rilis tersebut.
Beberapa manajer investasi juga mengamati dengan cermat data baru saat mereka mengukur kesehatan ekonomi. Pada Kamis kemarin, pembacaan kedua produk domestik bruto (PDB) AS kuartal pertama dilaporkan lebih buruk daripada yang pertama dengan kontraksi pada tingkat tahunan 1,5%.
Sementara itu, data klaim pengangguran awal turun minggu lalu dan melayang di dekat posisi terendah bersejarah, menunjukkan gambaran ekonomi yang beragam.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000