Calon Partner PT Timah Garap Harta Karun Langka RI, Ada China
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Timah Tbk (TINS) tengah mencari partner untuk mengembangkan 'harta karun' super langka yang ada di Indonesia. 'Harta karun' super langka yang dimaksud adalah mineral logam tanah jarang atau rare earth element.
Terdapat beberapa partner potensial yang akan menggarap 'harta karun' super langka ini. Diantaranya adalah China, Skandinavia dan Australia.
Direktur Utama PT Timah (Persero) Tbk, Achmad Ardianto menjelaskan mineral logam tanah jarang harus diolah untuk menghasilkan nilai yang tinggi. Prosesnya dari hasil penambangan mineral logam ini harus dipisahkan, dan dimurnikan.
"Kita sedang mencari partner strategis untuk pengolahan tanah jarang," kata Achmad dalam media gathering di Jakarta, Rabu (25/5/2022).
Achmad menjelaskan saat ini perusahaannya sedang menjalankan scoping study atau penentuan ruang lingkup, feasibility study untuk pengolahan di bawah 4.000 ton per tahun. Jika proses itu sudah berhasil akan dilanjutkan dengan Joint Venture dengan mitra strategis.
"Mudah-mudahan hasil FS-nya sudah ada tahun depan lah," katanya. Meski dia belum mau memperinci lebih jauh terkait nilai investasi dan lainnya.
"Kayanya gak besar juga (nilai investasinya) karena tanah jarang itu ditambang, di-cracking, dipisahkan, lalu dimurnikan, nah yang memberikan added value tinggi ini di purifikasinya. nah ini yang belum kita hitung," katanya.
Menurut Achmad potensi yang dimiliki oleh PT Timah untuk mineral tanah jarang mencapai 23 ribu ton. Adapun partner potensial yang dimungkinkan untuk bekerja sama mulai dari China, negara-negara Skandinavia, hingga Australia.
"Saat ini yang sudah kita punya juga belum kita jual. kita keep karena PSN kan," katanya. Sehingga menunggu arahan dari pemerintah.
Berdasarkan 'Kajian Potensi Mineral Ikutan pada Pertambangan Timah' yang dirilis Kementerian ESDM pada 2017, logam tanah jarang ini tersebar di beberapa daerah, antara lain Kepulauan Bangka Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Sulawesi, dan Papua.
Volume endapan mengandung LTJ yang tersebar di berbagai daerah menunjukkan jumlah yang sangat besar. Pada pulau Sumatera, jenis endapan LTJ yang terbentuk adalah LTJ pelapukan dengan volume mencapai 4.426.115,4 ton.
Dengan estimasi sekitar 0,45% dari volume tersebut mengandung LTJ, maka paling tidak lebih dari 19.000 ton sumber data LTJ terkandung di dalamnya.
'Harta karun' super langka ini akan semakin diincar dunia ke depannya karena dibutuhkan untuk bahan baku komponen teknologi canggih, seperti baterai, telepon seluler, komputer, industri elektronika, pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan (EBT), hingga peralatan senjata atau industri pertahanan dan kendaraan listrik.
(pgr/pgr)