
Horor! Wall Street Diramal 'Hancur', Suku Bunga Harus Tinggi

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau yang dikenal dengan Wall Street sedang merosot dalam beberapa bulan terakhir. Namun itu belum seberapa, Wall Street diperkirakan akan 'hancur' jika bank sentral AS (The Fed) tidak segera menaikkan suku bunga lebih tinggi lagi guna meredam inflasi.
Hal itu diungkapkan oleh triliuner dan investor kawakan Bill Ackman. Ia menyatakan inflasi di Amerika Serikat yang saat ini berada di level tertinggi dalam 40 tahun tidak mungkin diturunkan jika The Fed tidak menaikkan suku bunga dengan sangat agresif atau Wall Street yang 'hancur'.
"Tidak ada peluang untuk menurunkan inflasi kecuali The Fed agresif menaikkan suku bunga, atau pasar saham mengalami crash, yang memicu keruntuhan ekonomi sehingga menurunkan demand," kata Ackman dalam cuitannya di Twitter yang dikutip CNBC International, Selasa (24/5/2022).
CEO dari Pershing Square Capital Management ini menyatakan kemerosotan Wall Street terjadi akibat pelaku pasar tidak yakin The Fed akan mampu meredam kenaikan inflasi.
"Jika The Fed tidak melakukan tugas mereka (meredam inflasi dengan menaikkan suku bunga), pasar yang akan melakukan tugas mereka, dan itu terjadi saat ini. Satu-satunya cara untuk menghentikan amukan inflasi adalah dengan menaikkan suku bunga agresif atau meruntuhkan perekonomian," tambahnya.
Sepanjang tahun ini Wall Street memang terpuruk. Hingga Selasa kemarin indeks Dow Jones merosot lebih dari 12%, S&P 500 lebih dari 17%, dan Nasdaq yang paling parah jeblok hingga 28%.
Ackman menyatakan pelaku pasar saat ini akan lebih senang melihat The Fed bertindak dengan sangat agresif, dan Wall Street akan kembali meroket ketika investor yakin inflasi bisa dikendalikan.
"Pasar saham akan melonjak ketika investor yakin inflasi akan turun. Mari berharap The Fed melakukannya," ujar Ackman.
The Fed sejauh ini sudah menaikkan suku bunga sebanyak 2 kali, pada bulan Maret sebesar 25 basis poin dan awal bulan ini 50 basis poin menjadi 0,75% - 1%.
Selasa pekan lalu lalu, ketua bank sentral AS (The Fed) Jerome Powell menyatakan tidak akan ragu untuk menaikkan suku bunga hingga di atas level netral guna meredam inflasi.
"Apa yang perlu kita lihat adalah inflasi turun dengan cara yang jelas dan meyakinkan. Jika kami tidak melihat itu, kami harus mempertimbangkan untuk bergerak lebih agresif," tuturnya pada Konferensi Wall Street Journal yang dikutip dari Reuters.
Suku bunga dikatakan netral jika berada di level yang tidak menstimulasi perekonomian tetapi juga tidak menekannya. Suku bunga di AS dalam posisi netral diperkirakan berada di level 3,5%, dan kemungkinan akan berada di level tersebut pada tahun depan.
Pasar pasar kini melihat di akhir tahun suku bunga The Fed akan berada di kisaran 2,75% - 3%, artinya akan ada kenaikan 200 basis poin lagi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Wall Street Menjerit, Dolar AS Kian Perkasa
