Penantian Pernyataan The Fed Bikin Wall Street Labil

rev, CNBC Indonesia
01 May 2024 20:50
Trader Gregory Rowe, right, works on the floor of the New York Stock Exchange, Wednesday, Dec. 11, 2019. Stocks are opening mixed on Wall Street following news reports that US President Donald Trump might delay a tariff hike on Chinese goods set to go into effect this weekend. (AP Photo/Richard Drew)
Foto: Pasar Finansial Wall Street (AP Photo/Richard Drew)

Jakarta, CNBC Indonesia - Keputusan bank sentral Amerika Serikat (AS) yang akan dirilis Kamis (2/4/2024) waktu Indonesia menjadi hal yang ditunggu pelaku pasar. Hal ini juga yang menjadi alasan bursa AS dibuka di zona merah.

Dikutp dari CNBC International, indeks pasar luas tergelincir 0,15%, bersama dengan Nasdaq Composite. Sedangkan Dow Jones Industrial Average naik 46 poin, atau menguat 0,1%.

Amazon naik sekitar 2% menyusul pendapatan dan pendapatan yang lebih baik dari perkiraan pada kuartal pertama, sementara pembuat chip Advanced Micro Devices anjlok 6% setelah mengeluarkan perkiraan pendapatan untuk kuartal saat ini. Komputer Super Mikro turun 13% karena pendapatan sedikit di bawah perkiraan konsensus Street.

Lebih lanjut, Starbucks anjlok 13% setelah raksasa kopi itu memangkas prospeknya menyusul penjualan di toko yang sama yang mengecewakan, sementara CVS Health merosot 13% setelah membukukan pendapatan yang mengecewakan dan memotong pedoman labanya.

Ketiga indeks di akhir bulan terpantau berada di zona negatif. S&P 500 dan Nasdaq membukukan kerugian lebih dari 4% di bulan April. Begitu pula dengan Dow yang turun 5% yang merupakan kinerja bulanan terburuk sejak September 2022.

Saat ini para pelaku pasar sedang menantikan keputusan suku bunga The Fed yang saat ini diperkirakan masih akan menahan suku bunga tetap stabil atau dengan kata lain higher for longer di level 5,25-5,5%.

Suku bunga yang berada di posisi yang cukup tinggi dapat memberikan tekanan bagi risk asset salah satunya yakni pasar saham. Hal ini ditengarai karena imbal hasil yang cukup menarik pada safe have asset menjadi daya tarik tersendiri bagi investor untuk mengalokasikan dananya.

CNBC INDONESIA RESEARCH


(rev/rev)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Prospek Pemangkasan Suku Bunga AS Turun, Wall Street Dibuka Koreksi!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular