Perusahaan Negara Sudah Untung, Bakal Tebar Dividen Nggak Ya?

CNBC Indonesia, CNBC Indonesia
25 May 2022 14:20
PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN), melalui anak usahanya PT Gagas Energi Indonesia (Gagas), mulai melayani sektor industri di pulau Madura, Jawa Timur.
Foto: PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN), melalui anak usahanya PT Gagas Energi Indonesia (Gagas), mulai melayani sektor industri di pulau Madura, Jawa Timur. (dok: PGN)

JAKARTA, CNBC Indonesia - Musim dividen dari emiten pelat merah masih berlangsung. Setelah anggota MIND ID yang belakangan umumkan rencana pembagian dividen, giliran PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) yang bakal menggelar aksi serupa.

Nilai dividen belum ditentukan. Pasalnya, berdasarkan keterangan resmi perusahaan, rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PGAS bakal dilaksakan jelang akhir pekan ini, Jumat (25/5/2022) pukul 09.00.

Bisa dipastikan ada pembahasan soal dividen dalam rapat tersebut. Kepastian ini sesuai dengan keterbukaan informasi perusahaan per 5 Mei kemarin yang menyatakan penetapan penggunaan laba bersih, termasuk pembagian dividen untuk tahun buku 2021, sebagai salah satu mata acara.

Tahun lalu, PGAS absen tebar dividen tahun buku 2020. Maklum, perusahaan mencatat kerugian bersih US$ 264,77 juta sepanjang periode ini.

Akan tetapi, PGAS mencatat keuntungan bersih US$ 303,82 juta. Dua tahun lalu, PGAS membagikan dividen tahun buku 2019 mecapai 100% dari laba bersih. Jika pay out ratio ini kembali digunakan, maka nilai dividen tahun buku 2021 yang dibagikan mencapai lebih daro US$ 303,82 juta.

Riset RHB Sekuritas menjelaskan, Environmental, Social, dan Governance atau dikenal dengan istilah ESG Score, tiga komponen yang bisa berdampak positif terhadap bisnis serta keberlanjutan operasional perusahaan dalam jangka panjang dari PGAS adalah positif (Good) menjadi salah satu sentimen yang mengerek prospek jangka panjang saham PGAS.

Dari angka Score atau Rating tertinggi 4, PGAS meraih angka 2,83. Dari sisi Environmental (Lingkungan), PGAS meraih nilai positif (Good) karena terus mendukung dan berkontribusi dalam pengembangan energi terbarukan.

"Komitmen ini merupakan peran aktif PGAS dalam memajukan energi terbarukan di Indonesia. Terkait pengelolaan sampah, strategi PGAS adalah mengurangi sampah dari sumbernya (reduction at source)" ungkap riset tersebut, dikutip Rabu (24/05).

Artinya, berdasarkan hasil analisa RHB yang diterbitkan 13 Mei lalu itu, PGAS berusaha mengurangi jumlah limbah melalui perencanaan dengan meminimalkan dampak pembuangan limbah.

Dari sisi Social (Sosial) yang juga meraih nilai positif (Good), PGAS dinilai berkomitmen meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang diwujudkan dalam beberapa hal, mulai dari kesehatan, kesejahteraan masyarakat, hingga pendidikan. Tanggung jawab sosial yang dilakukan sesuai dengan ISO 26000.

Adapun dari sisi Governance (Tata Kelola) PGAS mendapat nilai Positif (Good) karena berkomitmen untuk mengedepankan prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance/ GCG)) yaitu transparansi, akuntabilitas, tanggung jawab, independensi, dan kewajaran.

Ketiga hal tersebut ditambah dengan terus positifnya fundamental dan kinerja keuangan, menurut riset RHB Group, menghasilkan rekomendasi beli (buy) untuk saham PGAS dengan target harga Rp1.800 pada jangka pendek. Rekomendasi ini mempertimbangkan pada positifnya kinerja PGAS pada triwulan I 2022.

Pada tiga bulan awal 2022, PGAS mencatatkan laba bersih senilai USD 118,5 juta atau setara sekitar Rp 1,7 triliun. Melesat 92,68% dibandingkan USD 61,5 juta pada kuartal I 2021.

Kenaikan laba bersih sejalan dengan pertumbuhan pendapatan PGAS yang mencapai USS 836,9 juta pada kuartal I 2022. Terjadi kenaikan sebesar 14,15 persen dibandingkan USS 733,15 juta pada periode sama tahun sebelumnya.

Di luar dari itu, terdapat juga sejumlah sentiment positif lain yang menurut catatan RHB akan berdampak signifikan terhadap fundamental dan performa bisnis PGAS. Di antaranya menunggu keputusan tentang perluasan batas harga.

"Perluasan batas harga gas untuk industri yang akan naik di USD6.00/mmbtu sudah pasti. Namun, masih menunggu keputusan resmi," ungkap tim riset RHB.

Selain itu, kinerja PGAS juga akan terangkat meningkatnya transportasi minyak di Rokan. Proyek ini sebagian telah berjalan sejak Januari 2022 dan untuk setahun penuh pada 2022, PGAS memperkirakan blok Rokan akan meningkat hingga 140.000 boepd dimulai pada kuartal kedua tahun ini.

"Fasilitas layanan transportasi minyak untuk Pertamina memiliki biaya tol USD2,50/boe. Margin yang sangat layak, menurut kami," imbuhnya.

Perluasan jaringan gas kota juga dinilai RHB akan berdampak signifikan kepada PGAS. Perusahaan menargetkan tambahan menjadi total 1 juta sambungan gas rumah tangga dengan total belanja modal USD 240 juta dan mengharapkan tingkat pengembalian internal (IRR) sebesar 11%.

Kinerja anak usaha yaitu Saka Energi juga akan menambah performa positif PGAS pada tahun 2022. Pendapatan bisnis hulu diproyeksi lebih tinggi sebesar 14 persen dari total pendapatan di triwulan awal 2022 yang ada di level 10%-11%.

"Terutama didorong oleh harga minyak yang lebih baik untuk tahun 2022. Dengan harga minyak rata-rata yang lebih baik dari tahun lalu, kami memperkirakan potensi kenaikan lebih lanjut untuk sayap bisnis hulu PGAS," tim riset RHB menjelaskan

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular