Top Gainers-Losers

WINR-RMKE Masuk Top Gainers, DSSA-SAMF Jadi Top Losers

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
25 May 2022 07:18
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil ditutup melesat lebih dari 1% pada perdagangan Selasa (24/5/2022) kemarin, di tengah koreksinya kembali bursa saham global pada perdagangan kemarin.

Indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut ditutup melesat 1,07% ke level 6.914,14. Sepanjang perdagangan kemarin, IHSG konsisten bergerak di zona hijau.

Investor asing melakukan aksi beli bersih (net buy) sebesar Rp 19,58 miliar di pasar reguler. Tetapi di pasar tunai dan negosiasi, asing mencatatkan penjualan bersih (net sell) sebesar Rp 77,09 miliar, sehingga secara keseluruhan, asing net sell sebesar Rp 57,51 miliar.

Adapun nilai transaksi indeks kemarin mencapai sekitaran Rp 16 triliun dengan melibatkan 22 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 1,4 juta kali. Sebanyak 272 saham menguat, 261 saham melemah, dan 162 saham stagnan.

Di tengah melesatnya IHSG pada perdagangan kemarin, beberapa saham menjadi top gainers. Berikut sepuluh saham yang menjadi top gainers pada perdagangan Selasa kemarin.

Saham Top Gainers

Saham emiten properti dan real estate asal Batam yakni PT Winner Nusantara Jaya Tbk (WINR) memimpin penguatan dan menjadi saham top gainers pertama pada perdagangan kemarin.

Saham WINR ditutup meroket 34,35% ke level harga Rp 176/saham. Nilai transaksi saham WINR kemarin mencapai Rp 294,38 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 1,98 miliar lembar saham. Investor asing melepas saham WINR sebesar Rp 1,6 miliar di pasar reguler.

WINR adalah perusahaan yang bergerak di bidang properti dan real estate asal Batam. Harga penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) WINR telah ditetapkan sebesar Rp 100 per unit.

Perseroan membukukan pendapatan bersih senilai Rp 4,54 miliar per 31 Desember 2020. Maka dari itu, WINR pun terus berekspansi ke wilayah lain meliputi Jabodetabek, Palembang, dan Kalimantan.

Selain itu, terdapat pula saham emiten logistik batu bara yakni PT RMK Energy Tbk (RMKE) dalam jajaran top gainers kemarin, di mana harga sahamnya ditutup melejit 24,3% ke posisi harga Rp 665/saham.

Nilai transaksi saham RMKE kemarin mencapai Rp 71,88 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 113,53 juta lembar saham. Investor asing memburu saham RMKE sebesar Rp 7,41 miliar di pasar reguler.

Melesatnya saham RMKE dipicu oleh pertumbuhan kinerja keuangan dan operasional yang signifikan sepanjang 2021. Perseroan mencetak pendapatan bersih sebesar Rp 1,86 triliun, naik 194% secara tahunan (year-on-year/yoy) dari posisi tahun lalu sebesar Rp 635,24 miliar.

Kinerja keuangan dan operasional yang positif sepanjang tahun 2021 tersebut didukung oleh kenaikan harga komoditas global, khusunya batu bara. Momentum kenaikan harga ini menjadi sentimen positif bagi RMKE.

RMKE mencatatkan volume angkutan batu bara yang meningkat menjadi 6 juta ton pada 2021, atau meningkat 20% dibanding periode yang sama tahun lalu.

Sementara itu, saham emiten penjualan benih dan produk agrochemical yakni PT Bisi International Tbk (BISI) juga berhasil melesat dan masuk ke jajaran top gainers Selasa kemarin. Saham BISI ditutup melesat 16,88% ke level Rp 1.835/saham.

Nilai transaksi saham BISI kemarin mencapai Rp 22,15 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 12,4 juta lembar saham. Asing juga memburu saham BISI sebanyak Rp 8,89 miliar di seluruh pasar.

Sebelumnya, BISI berhasil membukukan laba bersih pada kuartal pertama tahun 2022 sebesar Rp 154,28 miliar, naik sebesar 94,9% dari sebelumnya pada kuartal I-2021 yang sebesar Rp 79,46 miliar.

Kenaikan laba bersih BISI ditopang oleh perbaikan dari sisi cost yang berusaha ditekan agar lebih efisien. BISI juga turut meninjau processing di lapangan dan menerapkan strategi penjualan yang diatur lebih baik.

Dengan berhasilnya BISI menorehkan laba pada kuartal I-2022, perseroan berencana menambah belanja modal (capital expenditure/capex) di sisa tahun 2022. BISI telah menyiapkan capex sebesar Rp 82 miliar untuk tahun ini. Capex BISI digunakan untuk menambah armada canvasser baru sebanyak 67 unit.

Di saat IHSG kembali bangkit dan melesat, beberapa saham juga masuk ke jajaran top losers. Berikut 10 saham top losers pada perdagangan Selasa kemarin.

Saham Top Losers

Saham emiten Grup Sinar Mas yang bergerak di bidang pertambangan dan penyediaan tenaga listrik yakni PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) memimpin koreksi dan menjadi saham pertama yang masuk ke jajaran top losers kemarin.

Saham DSSA ditutup ambruk 6,96% ke level harga Rp 35.750/saham. Dengan ini, saham DSSA pun terkena batas auto rejection bawah (ARB) kemarin.

Nilai transaksi saham DSSA pada perdagangan Selasa kemarin mencapai Rp 39,89 juta dengan volume transaksi yang diperdagangkan hanya sebanyak 1.100 lembar saham.

Selain itu, terdapat pula saham emiten penjual daging segar dan pengolahan makanan dan minuman yakni PT Sentra Food Indonesia Tbk (FOOD), di mana saham FOOD sempat masuk ke jajaran top gainers pada perdagangan Senin lalu.

Saham FOOD ditutup ambles 6,82% ke posisi harga Rp 123/saham. Saham FOOD pun juga terkena level ARB-nya kemarin.

Nilai transaksi saham FOOD pada perdagangan kemarin mencapai Rp 40,16 juta dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 325 ribu lembar saham.

Dari kinerja keuangannya, FOOD membukukan penjualan bersih senilai Rp 91,56 miliar pada 2021. Angka ini mengalami penurunan sebesar 3,17%, dari sebelumnya pada tahun 2020 sebesar Rp 94,65 miliar.

Kendati pendapatan turun, beban pokok penjualan justru membengkak dari sebelumnya sebesar Rp 59,67 miliar pada tahun 2020, menjadi Rp 62,72 miliar di tahun 2021. Sejumlah segmen beban yang naik antara lain biaya bahan baku dan produksi.

Dengan demikian, perseroan mencatatkan rugi usaha senilai Rp 10,12 miliar pada tahun 2021, lebih besar dibandingkan rugi usaha akhir 2020 sebesar Rp 8,83 miliar.

Namun demikian, perseroan mampu memangkas beban keuangan dan beban lain-lain. Alhasil, rugi bersih yang dicapai perseroan mencapai Rp 12,75 miliar di tahun 2021, menyusut 16,15% dari rugi bersih yang dicapai tahun 2020 sebesar Rp 15,21 miliar.

Selain saham DSSA dan FOOD, terdapat pula saham emiten karoseri truk yakni PT Harapan Duta Pertiwi Tbk (HOPE), di mana harga sahamnya ambrol 6,72% ke level Rp 222/saham. Saham HOPE pun terkena level ARB kemarin.

Nilai transaksi saham HOPE pada perdagangan kemarin mencapai Rp 31,49 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 134,6 juta lembar saham. Asing mengoleksi saham HOPE sebanyak Rp 45,76 juta di pasar reguler.

Ambrolnya saham HOPE terjadi setelah BEI resmi membuka kembali suspensi saham HOPE per Selasa kemarin.

Sebelumnya, BEI menghentikan sementara perdagangan saham HOPE di Pasar Reguler dan Pasar Tunai serta Waran Seri I PT Harapan Duta Pertiwi Tbk (HOPE-W) di Seluruh Pasar mulai sesi I perdagangan tanggal 18 Mei 2022.

Hal ini sehubungan dengan terjadinya peningkatan harga kumulatif yang signifikan pada Saham PT Harapan Duta Pertiwi Tbk (HOPE).

Namun mulai kemarin, Selasa 24 Mei 2022, BEI justru kembali membuka suspensi perdagangan saham HOPE

Dalam sebulan, saham HOPE sudah melonjak hingga 79,03% dan sejak awal tahun (year-to-date/YTD) sudah meroket hingga 161,18%.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular