Mumpung Obral, Perak Laris Manis Dibeli Investor
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga perak dunia bangkit setelah menyentuh harga terendah sejak dua tahun lalu. Harga perak sebagai lindung nilai inflasi saat ini sudah murah, sehingga dimanfaatkan oleh investor untuk membeli aset safe haven tersebut.
Pada Senin (23/5/2022) pukul 10:43 WIB harga perak dunia tercatat US$ 21,85/ons, naik 0,47% dibandingkan harga penutupan kemarin.
Perak dianggap sebagai lindung nilai inflasi (hedging). Sehingga saat inflasi kian tinggi, investor akan membeli perak untuk melindungi nilai asetnya. Terlebih lagi saat aset safe haven tersebut dijual dengan murah.
Dollar Index yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, berada di 102,68. Posisi ini sudah turun dari puncak tertinggi sejak 2022 di 104,85 yang terukir pada 12 Mei kemarin.
Ini jadi katalis positif bagi perak yang dibanderol dengan dolar AS karena membuatnya lebih murah bagi pemegang mata uang lain. Saat harga murah, permintaan akan naik. Harga pun mengikuti.
Lebih lanjut membantu daya tarik logam safe-haven, pasar ekuitas global tergelincir lebih jauh karena tanda-tanda baru perlambatan pertumbuhan menyebabkan investor menjual saham dan pindah ke aset safe-haven. Di sisi lain, yield surat utang pemerintah AS terus turun dari level tertingginya di 3,2%. Kemarin tercatat 2,8153%.
Meskipun perak dianggap sebagai lindung nilai inflasi. Namun, logam mulia harus bertahan terhadap sikap kebijakan agresif Federal Reserve AS untuk melawan lonjakan harga. Perak batangan yang tidak memberikan imbal hasil cenderung tidak disukai ketika suku bunga naik.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ras/ras)