
Uni Eropa Siap 'Haramkan' Minyak Rusia, Harga Aman?

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak dunia bergerak tidak kompak pada perdagangan pagi hari ini. Brent masih naik, tetapi light sweet malah ambles.
Pada Senin (23/5/2022) pukul 07:01 WIB, harga minyak jenis brent tercatat US$ 112,73/barel. Naik 0,16% dari posisi penutupan perdagangan akhir pekan lalu.
Sementara yang jenis light sweet atau West Texas Intermediate (WT) harganya US$ 110,34/barel. Anjlok 2,55%.
Ke depan, ruang kenaikan harga minyak masih terbuka. Kondisi fundamental masih menopang tren kenaikan harga si emas hitam.
Dari sisi pasokan, minyak akan semakin langka karena Uni Eropa dikabarkan bakal segera menyepakati sanksi baru bagi Rusia atas serangan Negeri Beruang Merah ke Ukraina. Salah satu sanksi tersebut adalah embargo minyak.
Sanksi tersebut kemungkinan bisa disepakati karena negara-negara yang memiliki ketergantungan tinggi terhadap minyak dari Rusia, seperti Hungaria, mendapatkan perlakuan khusus. Budapest meminta dana kompensasi agar bisa bertahan hidup tanpa minyak dari negara yang dipimpin oleh Presiden Vladimir Putin tersebut.
"Uni Eropa telah membuat masalah dengan proposal ini, jadi Hungaria berhak mendapatkan solusi untuk berinvestasi dan sebagai kompensasi. Kami membutuhkan modernisasi sektor energi dengan investasu EUR 15-18 juta," ungkap Peter Szijjarto, Menteri Luar Negeri Hungaria, seperti dikutip dari unggahan di Facebook.
Sementara di sisi permintaan, ada kemungkinan bakal terjadi peningkatan seiring rencana dibukanya karantina wilayah (lockdown) di Shanghai, China. Pemerintah Shanghai berencana mulai melonggarkan lockdown pada 1 Juni.
Pembukaan lockdown tentu akan meningkatkan aktivitas dan mobilitas warga, yang otomatis mendongkrak permintaan energi. Jadi harga minyak berpeluang kembali terdongrak.
"Pergerakan harga minyak akan cenderung upside. Pembukaan kembali di China dan upaya embargo minyak Rusia oleh Uni Eropa akan menjadi penyebabnya," kata Craig Erlam, Senior Market Analyst OANDA, sebagaimana diwartakan Reuters.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Pasokan Libya Bikin Panas Harga Minyak