Top Gainers-Losers

10 Saham Tercuan & Paling Boncos, Ada Indika Energy

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
23 May 2022 07:11
Suasana Bursa Efek Indonesia (BEI).  (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Suasana Bursa Efek Indonesia (BEI). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup cerah bergairah pada perdagangan Jumat (20/5/2022) akhir pekan lalu dan berhasil melewati pekan yang volatil.

Menurut data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut ditutup menguat 1,39% ke level 6.918,144. IHSG kembali memepet level 7.000.

Sepanjang pekan lalu, IHSG berhasil melejit 4,85% secara point-to-point (ptp). Pada pekan lalu bisa dikatakan sebagai pekan pemulihan setelah pada pekan sebelumnya sempat ambles lebih dari 8%, meski pada pekan lalu dianggap sebagai pekan yang volatil.

Nilai transaksi indeks pada perdagangan akhir pekan lalu mencapai sekitaran Rp 16 triliun dengan melibatkan 22 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 1,4 juta kali. Sebanyak 346 saham menguat, 173 saham melemah, dan 164 saham stagnan.

Meski berhasil membukukan kinerja yang positif pada pekan lalu, namun sayangnya investor asing masih melakukan aksi jual bersih (net sell) meski nilainya jauh berkurang dibandingkan pekan sebelumnya.

Data pasar menunjukkan net sell asing mencapai Rp 2,44 triliun di pasar reguler, tunai dan nego. Sementara pada pekan sebelumnya, net sell asing di all market lebih dari Rp 9 triliun.

Di tengah positifnya IHSG pada perdagangan akhir pekan lalu, beberapa saham menjadi top gainers. Berikut sepuluh saham yang menjadi top gainers pada perdagangan Jumat pekan lalu.

Saham Top Gainers

Saham emiten sawit yakni PT Gozco Plantations Tbk (ARTO) menjadi salah satu saham yang masuk ke jajaran top gainers pada Jumat pekan lalu, di mana harganya melejit 24,86% ke level harga Rp 462/saham.

Nilai transaksi saham GZCO pada Jumat pekan lalu mencapai Rp 241,54 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 1,07 miliar lembar saham. Investor asing mengoleksi saham GZCO sebesar Rp 14,29 miliar di seluruh pasar.

Melesatnya saham GZCO dipicu oleh sentimen positif dari dalam negeri pasca Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan membuka kembali keran ekspor produk sawit seperti minyak goreng dan crude palm oil (CPO) pada 23 Mei mendatang.

"Berdasarkan kondisi pasokan dan harga minyak goreng saat ini, serta mempertimbangkan adanya 17 juta orang tenaga di industri sawit, petani dan pekerja dan tenaga pendukung lainnya maka saya memutuskan ekspor minyak goreng akan dibuka kembali pada Senin 23 Mei 2022," kata Jokowi dalam pernyataan resminya, Kamis (19/5/2022).

Sentimen ini tentunya akan memicu kenaikan harga komoditas CPO dan menjadi sentimen positif yang menggerek harga sahamnya.

Selain saham GZCO, saham emiten teknologi informasi, digital, dan telekomunikasi yang bertahan di jajaran top gainers Jumat pekan lalu, yakni saham PT NFC Indonesia Tbk (NFCX) yang harga sahamnya melonjak 16,45% ke posisi harga Rp 6.725/saham.

Nilai transaksi saham NFCX pada Jumat pekan lalu mencapai Rp 4,72 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 733,3 ribu lembar saham. Investor asing masih mengoleksi saham NFCX sebesar Rp 269,23 juta di seluruh pasar.

Selain itu, terdapat pula saham emiten batu bara yakni PT Indika Energy Tbk (INDY) yang menduduki posisi paling minor atau ke-10 dari jajaran top gainers Jumat pekan lalu. Saham INDY ditutup melesat 11,33% ke level Rp 2.850/saham.

Nilai transaksi saham INDY Jumat pekan lalu mencapai Rp 302,21 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 109,38 juta lembar saham. Investor asing juga memburu saham INDY sebesar Rp 40,65 miliar di seluruh pasar.

Melesatnya harga saham INDY setelah perseroan melaporkan kinerja keuangan yang positif pada kuartal pertama tahun 2022.

Sepanjang tiga bulan pertama tahun ini, pendapatan perusahaan tercatat melonjak hingga 58% menjadi US$ 830,79 juta atau setara dengan Rp 11,92 triliun (asumsi kurs Rp 14.350/US$) dari periode yang sama tahun lalu yang hanya sebesar US$ 525,16 juta (Rp 7,53 triliun).

Pendapatan yang melonjak ini membuat perusahaan akhirnya mampu membalikkan kondisi dari semula rugi US$ 9,36 juta (Rp 134,31 miliar) menjadi untung Rp 75,04 juta (Rp 1,07 triliun) pada kuartal I-2022.

Kondisi profitabilitas ini diperoleh karena proporsi beban pokok pendapatan terhadap pendapatan usaha turun signifikan dari semula mencapai 80% dari pendapatan, turun menjadi hanya 69% saja.

Kondisi keuangan fantastis yang dicatatkan oleh INDY juga ikut ditopang oleh reli harga di pasar komoditas akibat konflik di Eropa Timur dan pemulihan ekonomi yang pada akhirnya ikut mendongkrak permintaan batu bara.

Dalam laporan keuangannya perusahaan mencatat bahwa per 31 Maret 2022, penjualan batu bara masih menjadi sumber utama pendapatan perusahaan dengan nilainya mencapai US$ 737 juta atau nyaris mencapai 90% total penerimaan kuartal pertama tahun ini. Porsi tersebut berada di kisaran yang sama dan nyaris tidak berubah dari periode yang sama tahun sebelumnya.

Selain beberapa saham yang berhasil masuk ke jajaran top gainers dan di saat IHSG berhasil membukukan kinerja positifnya pada pekan lalu, beberapa saham juga masuk ke jajaran top losers. Berikut 10 saham top losers pada perdagangan Jumat pekan lalu.

Saham Top Losers

Saham emiten teknologi yang bergerak di bidang periklanan serta produk dan layanan digital yakni PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) menjadi salah satu saham yang menjadi 'penghuni' top losers Jumat pekan lalu.

Saham WIFI ditutup ambles 6,84% ke level Rp 354/saham. Dengan ini, maka saham WIFI terkena batas auto rejection bawah (ARB) pada Jumat pekan lalu.

Nilai transaksi saham WIFI pada Jumat pekan lalu mencapai Rp 73,13 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 197,52 juta lembar saham. Investor asing melepas saham WIFI sebesar Rp 694,08 juta di seluruh pasar.

Meski harganya ambles, namun di sisi lain saham WIFI berhasil mencatatkan kinerja yang memuaskan pada tahun 2021. WIFI berhasil membukukan laba bersih (net profit) senilai Rp 25,82 miliar per Desember 2021.

Pada kuartal I-2022, WIFI telah mulai mengoperasikan jaringan serat optik berkapasitas tinggi di sepanjang rel kereta. Sejalan dengan hal ini, WIFI juga sedang berfokus mengembangkan edge data center dan content delivery network. Pengembangan WIFI diyakini sebagai pemerataan akses penting dalam membangun ekosistem digital Indonesia.

Namun, pemodal melakukan aksi jual setelah kemarin menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 19 Mei 2022, dengan agenda pergantian komisaris.

Selain saham WIFI, adapula saham emiten industri perkayuan yakni PT SLJ Global Tbk (SULI) yang harganya ambruk 6,84% ke posisi harga Rp 109/saham pada perdagangan Jumat pekan lalu.

Nilai transaksi saham SULI pada Jumat pekan lalu mencapai Rp 12,36 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 112,17 juta lembar saham. Investor asing juga melepas saham SULI sebesar Rp 785,79 juta di seluruh pasar.

Berdasarkan data PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Dalam sebulan, saham SULI sudah naik 118%. Sebagai informasi, SULI tercatat kembali membukukan laba bruto sebesar US$ 9,34 juta sepanjang 2021.

Capaian tersebut, berhasil membalikkan keadaan SULI, sehingga dapat meraup laba tahun berjalan sebesar US$ 3,43 juta, membalik posisi tahun sebelumnya yang menanggung kerugian hingga US$ 21,05 juta.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular