IHSG Pekan Lalu Hijau Full, Masih Punya Tenaga Nggak?

Putra, CNBC Indonesia
23 May 2022 07:05
Suasana Bursa Efek Indonesia (BEI).  (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Suasana Bursa Efek Indonesia (BEI). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 4,82% di sepanjang minggu lalu. IHSG sukses mencatatkan apresiasi di setiap perdagangan pada pekan kemarin.

Pada Jumat (20/5/2022), indeks ditutup menguat 94,81 poin atau naik 1,39% di level 6.918,14. Meskipun menguat, asing tercatat masih membukukan jual bersih senilai Rp 1,25 triliun di pasar reguler.

IHSG berhasil menguat seiring dengan berbagai rilis data ekonomi yang positif. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca dagang Indonesia bulan April 2022 mencatatkan surplus senilai US$ 7,56 miliar.

Surplus neraca dagang tersebut merupakan surplus terbesar di sepanjang sejarah Indonesia seiring dengan tingginya harga komoditas seperti batu bara dan CPO.

Neraca perdagangan RI juga tetap surplus meski ada larangan ekspor CPO dan produk untuk pembuatan minyak goreng.

Namun dikarenakan harga minyak goreng sudah berangsur turun dan pasokannya sudah mulai melimpah, Presiden Joko Widodo pun mulai membuka kembali keran ekspor minyak nabati unggulan Tanah Air itu.

Kemudian juga ada Bank Indonesia (BI) yang melaporkan neraca transaksi berjalan Indonesia juga membukukan surplus sebesar 0,1% PDB di kuartal I-2022.

Wall Street akhir pekan lalu ditutup variatif. Indeks Dow Jones dan S&P 500 menguat tipis masing-masing 0,03% dan 0,01%. Sedangkan Nasdaq Composite terpantau melemah 0,30%.

Analisa Teknikal

Pergerakan IHSG dianalisis berdasarkan periode harian (daily) dan menggunakan indikator Boillinger Band (BB) untuk menentukan area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).

Jika melihat level penutupan IHSG dan indikator BB akhir pekan lalu, tampak bahwa indeks bergerak naik menuju batas atas BB terdekat di 7.045.

Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lain yaitu Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.

Perlu diketahui, RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.

Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.

RSI IHSG terpantau naik yang mengindikasikan penguatan momentum beli. Koreksi tajam IHSG di pekan sebelumnya tampaknya dimanfaatkan oleh berbagai pihak untuk membeli saham-saham domestik karena dirasa secara harga sudah murah.

Untuk perdagangan hari ini, setidaknya IHSG akan menguji level 6.900-7.000 terlebih dulu. Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular