Sudah Melesat 1,75%, IHSG Lanjut Ngegas di Sesi 2?
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat signifikan hingga sesi I perdagangan Jumat (20/5/2022) berakhir.
IHSG melesat 1,75% ke level 6.942,45. Indeks konsisten bergerak di zona hijau sejak perdagangan dibuka. Bahkan IHSG sempat menyentuh level tertingginya di 6.965,11 pada perdagangan intraday.
Hingga istirahat siang, asing terpantau melakukan net buy senilai Rp 198,32 miliar di pasar reguler.
Bursa saham Asia juga terpantau kompak bergerak di zona hijau. Indeks Hang Seng memimpin apresiasi dengan penguatan 2,09% disusul oleh IHSG yang juga nyaris menguat 2%.
Penguatan bursa saham Asia justru terjadi ketika bursa saham Amerika Serikat (AS) turun pada perdagangan Kamis (19/5/2022).
Investor melakukan aksi jual di tengah kekhawatiran kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (Federal Reserve/The Fed) untuk melawan inflasi.
Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup turun 236,94 poin (-0,75%) ke 31.253,94. S&P 500 surut 22,89 poin (-0,58%) ke 3.900,79. Sedangkan Nasdaq melemah 29,66 poin (-0,25%) ke 11.388,5.
Kabar baik datang bagi perusahaan kelapa sawit setelah Presiden Joko Widodo membuka kembali ekspor produk sawit seperti minyak goreng dan minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO) pada tanggal 23 Mei 2022.
"Berdasarkan kondisi pasokan dan harga minyak goreng saat ini, serta mempertimbangkan adanya 17 juta orang tenaga di industri sawit, petani dan pekerja dan tenaga pendukung lainnya maka saya memutuskan ekspor minyak goreng akan dibuka kembali pada Senin 23 Mei 2022 ," kata Jokowi dalam pernyataan resminya, Kamis (19/5).
Untuk melihat arah pergerakan IHSG di sesi II, simak ulasan teknikal berikut ini.
Analisis Teknikal
Pergerakan IHSG dianalisis berdasarkan periode waktu jam (hourly) dan menggunakan indikator Bollinger Band (BB) untuk menentukan area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).
Jika melihat level penutupan IHSG sesi I dan indikator BB, tampak bahwa indeks bergerak mendekati level resisten terdekat di 6.958.
Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lain yaitu Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.
Perlu diketahui, RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.
Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.
RSI IHSG mengalami kenaikan ke level 68,23 yang mencerminkan penguatan momentum beli. Di sisi lain RSI juga sudah hampir menyentuh level jenuh belinya.
Dilihat dari indikator lain yaitu Moving Average Convergence Divergence (MACD), garis EMA 12 semakin menjauhi garis EMA 26 dan bar histogram bergerak di zona positif.
Untuk sesi II, IHSG berpeluang terkonsolidasi terlebih dahulu. Indeks akan menguji level resisten terdekat di 6.958 dan support terdekat di 6.900.
Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/vap)