Makin Ramai, Perusahaan Keluarga Jusuf Kalla Masuk Bisnis EBT

Tim Riset, CNBC Indonesia
Jumat, 20/05/2022 12:10 WIB
Foto: Jusuf Kalla di Malam penganugerahan CNBC Indonesia Awards 2019 di Java Ballroom The Westin Jakarta, Rabu 4 Desember 2019.

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten Grup Kalla yang bergerak di sektor infrastruktur, konstruksi dan rekayasa sipil, Bukaka Teknik Utama (BUKK), mulai melakukan ekspansi ke bisnis energi baru dan terbarukan (EBT) setelah mengumumkan pendirian perusahaan pembangkit listrik tenaga air (PLTA).

Berdasarkan fakta material yang dirilis BUKK kepada investor lewat keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Direktur Utama BUKK Irsal Kamaruddin menyampaikan pendirian perusahaan baru tersebut dilakukan bersama dengan PT Bangun Daya Utama.

Adapun perusahaan baru yang didirikan bernama PT Tenaga Energi Hidro, berkedudukan di Kabupaten Bogor dan bergerak di bidang pengadaan listrik.


Irsal menyebut bahwa modal dasar perusahaan berjumlah Rp 20 miliar yang terbagi atas 20 ribu saham dengan nominal Rp 1 juta per saham. Adapun modal ditempatkan dan disetor adalah 25% modal dasar atau senilai Rp 5 miliar.

Pada perusahaan patungan ini, BUKK menjadi investor minoritas dengan kepemilikan saham 45% dari keseluruhan modal disetor dan ditempatkan. Sementara itu, 55% sisanya dikuasai oleh PT Bangun Daya Utama.

Irsal juga menyampaikan bahwa pendirian anak perusahaan "akan memberikan dampak berupa potensi tambahan pendapatan dan laba bagi perseroan sebagai pemegang saham."

Terakhir, Irsal menyebut bahwa tidak terdapat pengurus BUKK yang menjabat sebagai pengurus di perusahaan baru tersebut saat didirikan.

BUKK merupakan emiten yang mulai melantai di bursa tahun 2015 lalu. Pemegang saham utama perusahaan merupakan anggota dari keluarga Wakil Presiden RI ke-10 dan 12 Jusuf Kalla. Solihin Kalla yang merupakan anak kandung dari Jusuf Kalla diketahui memiliki 15,85% saham perusahaan. Sedangkan dua saudara kandung wakil presiden Suhaelly Kalla dan Achmad Kalla masing-masing menggenggam 15,84% dan 15,37% saham BUKK.

Pada penutupan perdagangan sesi pertama Jumat (20/5) saham BUKK ditransaksikan lebih tinggi 2,38% dari penutupan hari sebelumnya. Dalam sebulan saham masih terkoreksi 2,71%, sedangkan sejak awal tahun juga tercatat masih tertekan 11,52%.

TIM RISET CNBC INDONESIA


Saksikan video di bawah ini:

Video: Persoalan Lahan & Jaringan Listrik, Hambat Swasta Bangun EBT