Koreksi Kembali Menerpa, Dow Jones Dibuka Drop 280 Poin

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
19 May 2022 20:50
Lauren Simmons, Trader NYSE
Foto: CNBC.com

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) tertekan pada pembukaan perdagangan Kamis (19/5/2022), kembali mendekatkan Wall Street ke zona bearish (koreksi berkepanjangan).

Indeks Dow Jones Industrial Average dibuka drop 280 poin (-1%) pukul 08:30 waktu setempat (20:30 WIB), dan selang 15 menit menjadi 425,19 poin (-1,35%) ke 31.064,88. Nasdaq anjlok 77,78 poin (-0,68%) ke 11.340,38 sedangkan S&P 500 surut 38,53 poin (-0,98%) ke 3.885,15.

Saham Cisco menjadi emiten teknologi terbaru yang sahamnya ambruk dengan koreksi sebesar 10%. Manajemen Cisco mengatakan bahwa pendapatan kuartalan meleset dari ekspektasi analis dan kemungkinan pada kuartal selanjutnya masih bakal tertekan.

S&P 500 saat ini terhitung anjlok 18% dari rekor tertingginya. Jika koreksi sampai menyentuh 20% atau lebih maka indeks acuan utama bursa AS tersebut terkategori memasuki fase bearish, menjadi yang pertama sejak Maret 2020 ketika terjadi aksi jual akibat pandemi Covid-19.

Kemarin indeks Dow Jones anjlok lebih dari 1.100 poin dan menandai aksi jual terburuknya selama hampir dua tahun. Indeks S&P 500 juga kesulitan dan mengalami hari terburuknya sejak Juni 2020 karena kehilangan 4%, sedangkan Nasdaq merosot 4,7%.

Koreksi tersebut dipicu kinerja keuangan peritel Target dan Walmart yang menunjukkan bahwa kenaikan harga energi dan permintaan konsumen yang tertahan berujung pada tekanan pendapatan mereka di tengah inflasi yang masih panas. Hari ini saham Target kembali turun.

"Aksi jual besar-besaran di perusahaan tersebut menunjukkan bahwa tekanan inflasi akhirnya berdampak pada laba," tulis analis Barclays Maneesh S. Deshpande dalam laporan riset yang dikutip CNBC International.

Investor masih menunggu musim rilis kinerja keuangan hari ini, di antaranya dari BJ's Wholesale, Kohl's, Applied Materials, dan Ross. Mengekor penurunan pada bursa saham Wall Street kemarin, bursa saham di Jepang, Korea Selatan, dan Eropa juga anjlok.

Bursa saham telah berada di bawah tekanan di sepanjang tahun ini, di mana kekhawatiran akan melonjaknya inflasi dan kenaikan suku bunga acuan telah memicu aksi jual aset berisiko seperti ekuitas.

Sementara itu, klaim tunjangan pengangguran baru tercatat sebanyak 218.000 dalam sepekan terakhir.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jelang Rilis Kinerja Nvidia, Nasdaq & S&P500 Tergelincir

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular