Jokowi Bolehkan Ekspor Minyak Goreng, Rupiah Siap Ngamuk!

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
20 May 2022 07:20
Ilustrasi Rupiah dan Dolar di Bank Mandiri
Foto: Ilustrasi Rupiah dan Dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC indonesia - Rupiah masih belum mampu bangkit melawan dolar Amerika Serikat (AS), Kamis kemarin lagi-lagi melemah hingga menyentuh Rp 14.730/US$. Namun, pada perdagangan hari ini, Jumat (20/5/2022) rupiah berpeluang menguat. Sebab, ada kabar baik dari dalam negeri.

Presiden Jokowi mengumumkan pembukaan kembali larangan ekspor produk minyak sawit termasuk minyak goreng dan minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO).

"Berdasarkan kondisi pasokan dan harga minyak goreng saat ini, serta mempertimbangkan adanya 17 juta orang tenaga di industri sawit petani dan pekerja dan tenaga pendukung lainnya maka saya memutuskan ekspor minyak goreng akan dibuka kembali pada Senin 23 Mei 2022 ," kata Jokowi dalam pernyataan resminya, Kamis (19/5/2022).

Kabar tersebut tentunya memberikan dampak yang positif, sebab CPO merupakan salah satu penyumbang devisa terbesar. Nilai ekspor CPO setiap bulannya mencapai US$ 2,5 miliar - 3 miliar.

Sebelumnya, Jokowi melarang ekspor CPO sejak 29 April lalu, dan rupiah tidak pernah menguat setelahnya. Saat ini, devisa menjadi penting untuk menjaga stabilitas rupiah di tengah tekanan dari eksternal yang sangat besar.

Secara teknikal setelah berkonsolidasi sejak awal tahun ini di kisaran Rp 14.240/US$ sampai Rp 14.400/US$, rupiah akhirnya melewati batas atas tersebut di akhir bulan lalu hingga saat ini terus mengalami pelemahan.

Rupiah kini berada di dekat resisten kuat di kisaran Rp 14.730/US$ yang merupakan Fibonacci Retracement 61,8%. Fibonacci Retracement tersebut ditarik dari level terendah 24 Januari 2020 di Rp 13.565/US$ dan tertinggi 23 Maret 2020 di Rp 16.620/US$.

idrGrafik: Rupiah (USD/IDR) Harian
Foto: Refinitiv

Jika resisten tersebut ditembus, rupiah hari ini berisiko melemah ke Rp 14.750/US$ sebelum menuju Rp 14.790/US$ - Rp 14.800/US$.

Ke depannya selama rupiah tertahan di atas Rp 14.730/US$, maka risiko menuju ke Rp 15.000/US$ akan semakin besar.

Sementara indikator Stochastic pada grafik harian dan 1 jam berada di wilayah overbought.

idrGrafik: Rupiah 1 Jam
Foto: Refinitiv

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

Indikator stochastic yang berada di wilayah overbought tentunya membuka peluang penguatan rupiah.

Selama tertahan di bawah Rp 14.730/US$, rupiah berpeluang menguat ke Rp 14.700/US$ hingga Rp 14.680/US$.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rupiah Ngeri! 3 Hari Melesat 3% ke Level Terkuat 3 Bulan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular