Tingkatkan Pasar Keuangan Syariah, Begini Strategi Pemerintah
Jakarta, CNBC Indonesia - Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo mengungkapkan keuangan syariah memiliki potensi yang besar di Indonesia, meski saat ini pangsa pasarnya masih rendah. Dia mengungkapkan ada ada tiga isu utama yang menjadi penyebab rendahnya adaptasi keuangan syariah.
"Pertama skala, karena tidak ada bank syariah yang skalanya besar. Dengan Bank Syariah Indonesia yang ada di ranking ke tujuh dan jaringan yang luas. Sehingga dengan platform ini skala dari sisi cabang, kapabilitas digital, kecepatan akuisisi customer baru jadi lebih tinggi," kata Kartika dalam Squawk Box CNBC Indonesia, Kamis (19/5/2022).
Dia menambahkan dengan adanya peningkatan aset BSI, ke depannya pangsa pasar keuangan syariah bisa meningkat dari 7% menjadi 10%, hingga akhirnya 20%.
Isu berikutnya bagaimana perbankan menargetkan segmennya. Kartika mengungkapkan keuangan syariah ke depannya bukan hanya untuk orang dengan konteks religius melainkan secara umum.
"Bank syariah berlaku universal, produk dan layanan harus unggul. Sehingga orang memilih produk ini dengan mempertimbangkan komersial atau layanan," ujarnya.
Dengan meningkatkan jaringan yang baik, kemudian meningkatkan kultur yang baik, digitalisasi, harapannya nasabah melihat produk syariah dari sisi layanan.
"Dengan layanan yang baik, kecepatan, fitur produk, dan nyaman. Jadi kita menarik nasabah universal dan punya target market yg lebih lebar," kata Kartika.
Isu ketiga, demografi milenial meningkat tajam. Sehingga perbankan syariah harus mendorong target market ke milenial. BSI akan bertransformasi sebagai bank syariah modern dan ramah milenial
"Makanya produk BSI diarahkan ke milenial, dengan strategi ini akusisi nasabah baru itu targeting berbeda dan scale up lebih cepat," tandasnya.
(rah/rah)