Ekonomi Jepang Terkontraksi 1%, Ekonomi Indonesia Aman?

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
Rabu, 18/05/2022 11:55 WIB
Foto: Jepang (AP/Eugene Hoshiko)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pertumbuhan ekonomi Jepang pada kuartal I-2022 terkontraksi 1% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year-on-year/yoy). Sementara dibandingkan kuartal sebelumnya, ekonomi Jepang tumbuh negatif 0,2% quarter-on-quarter (qoq).

Hasil ekonomi Jepang pada periode Januari-Maret tersebut lebih rendah dari konsensus sebesar -1,8% yoy dan -0,4% qoq.

Kontraksi yang terjadi di negeri Sakura disebabkan oleh upaya membendung gelombang terbesar infeksi virus corona (Coronavirus Disease 2019/Covid-19). Pemerintah Jepang memberlakukan pembatasan ekonomi di sebagian besar negara. Akibatnya, warga dilarang pergi berbelanja atau makan di luar yang menyebabkan penurunan tajam dalam konsumsi pribadi.


Jepang, importir bersih pangan dan energi, juga terdampak dari tingginya harga pangan dunia. Akibatnya impor tumbuh jauh lebih cepat daripada ekspor.

Untuk mengurangi dampak inflasi, pemerintah Perdana Menteri Fumio Kishida pada Selasa (17/5/2022) menyetujui program pengeluaran fiskal 2,7 triliun yen atau sekitar Rp307 triliun.

Jumlah ini terdiri dari subsidi bensin dan pemberian uang tunai kepada keluarga berpenghasilan rendah. Bank of Japan juga melawan tren pengetatan global dengan menjaga biaya kredit pada level terendah untuk bisnis dan rumah tangga.

Pada kuartal II-2022, ekonomi Jepang diperkirakan tumbuh 1,3% yoy, berdasarkan survei JCER. Pemulihan diakibatkan pencabutan pembatasan Covid pada 21 Maret. Namun, diperkirakaran pertumbuhan lebih lambat terdampak ekonomi China.

"Dampak dari ekonomi China yang melambat pada ekonomi (Jepang) kemungkinan akan muncul dikuartal kedua," kata seorang pejabat senior Jepang, melansir Reuters (18/5/2022).

Meskipun terjadi perlambatan ekonomi di Jepang, perdagangan antara Indonesia dan Jepang tetap melonjak. Jepang merupakan negara nomor tiga tujuan ekspor terbesar Indonesia dengan kontribusi 8,06% dari total ekspor dan 8,81% dari total impor.

Sepanjang Januari-Maret nilai ekspor Indonesia ke Jepang tercatat US$ 5,07 miliar, melonjak 32,23% yoy dibandingkan periode yang sama tahun 2021. Sementara impor senilai US$ 4,24 miliar, melesat 35,4% yoy.

Jepang banyak mengekspor energi dan hasil alam dari Indonesia seperti batu bara, bijih tembaga, dan gas alam. Sedangkan Indonesia banyak membeli perlengkapan kendaraan bermotor, kendaraan bermotor, dan mesin bangunan.

Jika ekonomi Jepang pulih, dampaknya akan positif bagi Indonesia. Perdagangan dengan Jepang dapat tetap bertumbuh seiring dengan ekonomi Negeri Sakura yang bergairah.

Foto: BPS
Ekspor Impor Indonesia - Jepang


TIM RISET CNBC INDONESIA


(ras/ras)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Investasi Yang Bisa Dilirik Saat Perang & Suku Bunga Ditahan