Powell Effect Buat Rupiah Tertekan, Sentuh Rp 14.680/US$

Annisa Aflaha, CNBC Indonesia
18 May 2022 11:16
Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kurs rupiah sempat menguat tipis terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di awal sesi perdagangan hari ini, Rabu (18/5/2022). Kemudian terkoreksi hingga pertengahan hari ini. Rilis data ekonomi AS yang baik mendorong penguatan dolar AS.

Melansir data dari Refinitiv, Mata Uang Tanah Air di sesi awal perdagangan menguat tipis 0,07% ke Rp 14.635/US$. Kemudian, rupiah berbalik arah menjadi terkoreksi hingga pukul 11:00 WIB, rupiah terkoreksi lebih dalam sebanyak 0,24% ke Rp 14.680/US$.

Kemarin, Ketua bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) Jerome Powell memberikan pernyataan bahwa The Fed akan kembali menaikkan suku bunga acuan setinggi yang diperlukan untuk menekan lonjakan inflasi yang mengancam fondasi ekonomi.

"Apa yang perlu kita lihat adalah inflasi turun dengan cara yang jelas dan meyakinkan. Jika kami tidak melihat itu, kami harus mempertimbangkan untuk bergerak lebih agresif," tuturnya pada Konferensi Wall Street Journal yang dikutip dari Reuters.

Dia juga menambahkan bahwa landasan ekonomi adalah untuk mencapai dan memulihkan stabilitas harga. Meskipun, kebijakan moneter yang agresif akan meningkatkan kemungkinan kontraksi karena pengendalian inflasi akan memperlambat pertumbuhan ekonomi atau angka pengangguran yang lebih tinggi.

Pernyataan tersebut memperkuat ekspektasi pasar bahwa target suku bunga The Fed akan mencapai setidaknya 2,75% hingga 3% pada akhir tahun ini dan mungkin lebih. Alat FedWatch CME Group pada Selasa (17/5) menunjukkan prospek yang lebih besar dari 3%-3,25% pada akhir tahun ini.

Hal tersebut sontak membuat dolar AS kembali perkasa di pasar spot terhadap 6 mata uang dunia. Pukul 11:00 WIB, terpantau si greenback menguat sebesar 0,07% ke level 103,436.

Selain itu, rilis data ekonomi dari Negeri Paman Sam terbilang cukup apik. Penjualan ritel AS melonjak pada April karena konsumen membeli lebih banyak kendaraan bermotor di tengah peningkatan pasokan dan diprediksi akan memberikan dorongan kuat bagi ekonomi AS pada awal kuartal kedua tahun ini.

Kemarin, Departemen Perdagangan melaporkan penjualan ritel AS naik 0,9% di April dan data untuk Maret direvisi lebih tinggi ke 1,4% dari laporan sebelumnya di 0,5%. Dengan begitu, penjualan naik sebanyak 8,2% secara tahunan.

Data tersebut meredakan kekhawatiran akan resesi yang akan segera terjadi. Bahkan, The Fed Atlanta meningkatkan perkiraan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) AS pada kuartal kedua ke level 2,5% yang sebelumnya hanya di 1,8%.

Di pasar Non-Deliverable Forward (NDF), tanda pelemahan rupiah sudah teridentifikasi. Pasalnya, rupiah melemah jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan kemarin (17/5).

Periode

Kurs Selasa (17/5) pukul 15:13 WIB

Kurs Rabu (18/5) pukul 11:03 WIB

1 Pekan

Rp14.633,9

Rp14.657,2

1 Bulan

Rp14.665,0

Rp14.682,0

2 Bulan

Rp14.700,4

Rp14.719,7

3 Bulan

Rp14.742,6

Rp14.759,5

6 Bulan

Rp14.873,4

Rp14.880,3

9 Bulan

Rp14.987,0

Rp14.993,3

1 Tahun

Rp15.103,0

Rp15.116,3

2 Tahun

Rp15.560,0

Rp15.637,7

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aaf/aaf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rupiah Dekati Rp 15.000/US$, Begini Kondisi Money Changer

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular