India Setop Ekspor Gandum, Berlindunglah di UNVR dan SIDO

Tim Riset, CNBC Indonesia
17 May 2022 16:15
FILE - A view of a Unilever logo, displayed outside the head office of PT Unilever Indonesia Tbk. in Tangerang, Indonesia, Tuesday, Nov. 16, 2021. Unilever, which makes Vaseline skin care products and Ben & Jerry’s ice cream, says it's laying off 1,500 staff as part of a company-wide restructuring. The proposed changes mean that senior management jobs will be cut by about 15% while junior management roles will be reduced by 5%, it said Tuesday Jan. 25, 2022. The London-based consumer goods giant employs 149,000 people globally.  (AP Photo/Tatan Syuflana, FIle)
Foto: Unilever (AP/Tatan Syuflana)

Jakarta, CNBC Indonesia - Larangan ekspor gandum yang diberlakukan India diprediksi akan berdampak pada kinerja emiten Tanah Air.

Riset pasar BRI Danareksa Sekuritas menyebut kebijakan tersebut secara negatif akan berdampak pada laba dan performa saham Indofood CBP Sukses Makmur (ICBP) dan Mayora Indah (MYOR).

Sebaliknya, menurut pendapat Danareksa, bahwa investor dapat berlindung di dua saham defensif yakni Unilever Indonesia (UNVR) dan Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul (SIDO).

Keputusan untuk menangguhkan sementara ekspor gandum ke luar negeri diambil oleh India untuk melindungi kebutuhan dalam negeri negara itu yang saat ini sedang mengalami lonjakan harga.

Selain itu rekor bulan Maret terpanas menyebabkan penurunan hasil panen hingga 50% dan menambah gesekan pada rantai pasok gandum yang sudah mulai ketat semenjak konflik pecah di Eropa Timur akhir Februari lalu.

Kebijakan larangan ekspor tersebut diprediksi bisa berpotensi mengakibatkan harga makanan naik, di antaranya mie instan.

Namun, kalangan pengusaha tampaknya terlihat tenang menghadapi kebijakan tersebut. Pasalnya, India bukan satu-satunya negara yang menjadi andalan dalam memenuhi kebutuhan gandum di dalam negeri.

Afirmasi tersebut datang dari Ketua Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia (Aptindo), Ratna Sari Loppies, yang mengatakan kepada CNBC Indonesia, Selasa (17/5/22) ini bahwa gandum dari India "kecil impornya."

Meski demikian, dampak larangan ekspor ini tetap sangat terasa bagi emiten yang bergantung pada gandum sebagai bahan baku utama karena harga gandum melonjak hingga 12,5% dalam sepekan mengikuti berita pengumuman tersebut.

Danareksa mencatat paparan akan tingginya harga impor gandum menyebabkan harga pokok penjualan (cost of goods sold/COGS) MYOR akan meningkat hingga 16%, sedangkan untuk ICBP naik 15% dan pada akhirnya dapat memukul kinerja laba perusahaan.

Sebelumnya Indofood telah menyampaikan bahwa suplai gandum mereka sebagian besar berasal dari Australia, dengan pasokan lainnya datang dari India dan Amerika Selatan dengan stok gandum cukup untuk 3-4 bulan produksi.

Danareksa mencatat Indofood telah menaikkan harga mie instan sebesar Rp 100/kemasan bulan April lalu, yang berarti secara rerata kenaikan harga tahun ini mencapai 6-8%.

Selain UNVR, Danareksa juga menyebut SIDO menjadi pilihan aman karena paparan minimal terhadap bahan baku impor.

Pada perdagangan hari ini, Selasa (17/5/2022), saham ICBP ditutup terkoreksi 4,28% sementara MYOR tertekan 5,85% di tengah kinerja positif bursa. Sementara itu SIDO dan UNVR sama-sama diperdagangkan stagnan.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular