
Longsor Sepekan dan Jeda Libur Waisak, Saatnya IHSG Bangkit?

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham anjlok tajam pada minggu pertama perdagangan bulan Mei pasca libur panjang Idulfitri 2022.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di level 7.228,91 tepat pada perdagangan terakhir sebelum libur panjang.
Namun pada Jumat (13/5/2022), IHSG berakhir di bawah level psikologis 6.600 atau tepatnya di 6.597,99. Dalam sepekan, IHSG sudah ambles 8,73% dan menyisakan return sejak awal tahun tersisa 0,25% padahal sebelumnya mencapai hampir 10%.
Koreksi IHSG juga berbarengan dengan net sell asing yang mencapai Rp 8,41 triliun di pasar reguler. Sementara itu asing juga net sell Rp 697,4 miliar di pasar negosiasi dan tunai.
Hari ini, Selasa (17/5/2022), perdagangan saham akan kembali dibuka pasca libur Waisak pada Senin (16/5/2022).
Untuk pekan ini ada beberapa sentimen yang patut dicermati oleh investor. Pasar keuangan sudah anjlok signifikan pekan lalu. Ada harapan bahwa minggu ini pasar akan mengalami rebound.
Lagipula di akhir perdagangan minggu lalu, ketiga indeks saham acuan Wall Street juga kompak menguat. Indeks Dow Jones naik 1,47%. Sementara itu indeks S&P 500 naik 2,39%.
Indeks Nasdaq Composite juga terpantau menguat signifikan dengan apresiasi mencapai 3,82%. Penguatan Wall Street akan menjadi katalis positif untuk pasar keuangan minggu ini.
Selain kinerja pasar keuangan global, pelaku pasar juga menantikan rilis data ekonomi berupa perdagangan internasional.
Rilis data neraca dagang akan menjadi perhatian pelaku pasar lantaran Presiden Joko Widodo memutuskan untuk melarang CPO dan produk turunan yang digunakan untuk pembuatan minyak goreng agar harga kebutuhan pokok tersebut bisa berangsur turun.
Akibat kebijakan tersebut, surplus neraca dagang Indonesia untuk bulan April 2022 diperkirakan mengecil menjadi US$ 3,16 miliar berdasarkan konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia, lebih rendah dari surplus Maret 2022 yang mencapai US$ 4,53 miliar.
Analisis Teknikal
![]() Teknikal |
Pergerakan IHSG dianalisis berdasarkan periode harian (daily) dan menggunakan indikator Bollinger Band (BB) untuk menentukan area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).
Jika melihat level penutupan IHSG dan indikator BB akhir pekan lalu, tampak bahwa indeks ditutup di batas bawah BB dan keluar dari level psikologis 6.600.
Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lain yaitu Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.
Perlu diketahui, RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.
Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.
Berdasarkan indikator RSI, IHSG sudah berada di area jenuh jualnya akibat tekanan jual yang kuat.
Untuk perdagangan hari ini, setidaknya IHSG akan menguji level 6.600-6.700 terlebih dulu. Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000