Pasca Ambruk, Saatnya IHSG-Rupiah Balas Dendam Minggu Depan!

Putra, CNBC Indonesia
15 May 2022 18:00
Suasana Bursa Efek Indonesia (BEI).  (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Suasana Bursa Efek Indonesia (BEI). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Seminggu awal perdagangan bulan Mei pasca libur Lebaran, pasar keuangan Indonesia mencatatkan kinerja yang buruk.

Harga saham, Surat Berharga Negara (SBN) hingga nilai tukar rupiah anjlok. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di level 7.228,91 tepat pada perdagangan terakhir sebelum libur panjang.

Namun pada Jumat (13/5/2022), IHSG berakhir di bawah level psikologis 6.600 atau tepatnya di 6.597,99. Dalam sepekan ini IHSG sudah ambles 8,73% dan menyisakan return sejak awal tahun tersisa 0,25% padahal sebelumnya mencapai hampir 10%.

Koreksi IHSG juga berbarengan dengan net sell asing yang mencapai Rp 8,41 triliun di pasar reguler. Sementara itu asing juga net sell Rp 697,4 miliar di pasar negosiasi dan tunai.

Secara total asing net sell Rp 9,11 triliun di saham. Aksi jual asing juga terjadi di pasar SBN. Bank Indonesia (BI) mencatat, non-residen di pasar keuangan RI jual bersih SBN senilai Rp 12,32 triliun pada periode 9-12 Mei 2022.

Yield SBN 10 tahun pun ditutup di level 7,39%. Yield SBN 10 tahun naik lebih dari 40 basis poin (bps) mengingat sebelum libur, yield SBN 10 tahun masih di bawah 7%. Kenaikan yield mencerminkan adanya koreksi harga di pasar SBN.

Total outflows, yang mencapai hampir Rp 20 triliun dari pasar keuangan RI juga turut menekan kinerja nilai tukar rupiah pekan ini.

Jika sebelum libur nilai tukar rupiah masih berada di bawah Rp 14.400/US$, kini rupiah sudah anjlok mendekati level Rp 14.600/US$.

Pekan ini BI juga merilis data cadangan devisa Indonesia bulan April 2022 yang turun US$ 3,4 miliar menjadi US$ 135,7 miliar.

Penurunan disebabkan karena peningkatan kebutuhan valas sejalan dengan meningkatnya aktivitas ekonomi dan kebutuhan untuk pembayaran utang luar negeri (ULN) pemerintah.

Untuk pekan depan ada beberapa sentimen yang patut dicermati oleh investor. Pasar keuangan sudah anjlok signifikan pekan ini. Ada harapan bahwa minggu depan pasar akan mengalami rebound.

Lagipula di akhir perdagangan minggu ini, ketiga indeks saham acuan Wall Street juga kompak menguat. Indeks Dow Jones naik 1,47%. Sementara itu indeks S&P 500 naik 2,39%.

Indeks Nasdaq Composite juga terpantau menguat signifikan dengan apresiasi mencapai 3,82%. Penguatan Wall Street akan menjadi katalis positif untuk pasar keuangan minggu depan.

Selain kinerja pasar keuangan global, pelaku pasar juga menantikan rilis data ekonomi berupa perdagangan internasional.

Rilis data neraca dagang akan menjadi perhatian pelaku pasar lantaran Presiden Joko Widodo memutuskan untuk melarang CPO dan produk turunan yang digunakan untuk pembuatan minyak goreng agar harga kebutuhan pokok tersebut bisa berangsur turun.

Akibat kebijakan tersebut, surplus neraca dagang Indonesia untuk bulan April 2022 diperkirakan mengecil menjadi US$ 3,16 miliar berdasarkan konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia, lebih rendah dari surplus Maret 2022 yang mencapai US$ 4,53 miliar.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(vap/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular