
Kacau! Crash Crypto Berlanjut, Mulai Koleksi Koin-koin Murah?

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas kripto utama masih terkoreksi pada perdagangan Jumat (13/5/2022), karena investor masih melakukan sell-off di tengah kekhawatiran akan masih tingginya inflasi global dan jatuhnya harga stablecoin TerraUSD.
Melansir data dari CoinMarketCap pada pukul 09:00 WIB, Bitcoin melemah 0,84% ke level harga US$ 29.313,17/koin atau setara dengan Rp 428.705.111/koin (asumsi kurs Rp 14.625/US$), Ethereum ambruk 5,86% ke level US$ 2.004,08/koin atau Rp 29.309.670/koin.
Berikutnya dari beberapa koin digital (token) alternatif (altcoin) yakni XRP ambrol 4,55% ke US$ 0,3391/koin (Rp 4.959/koin), Cardano ambles 5,51% ke US$ 0,4941/koin (Rp 7.226/koin), Solana anjlok 9,82% ke US$ 45,22/koin (Rp 661.343/koin), dan Dogecoin merosot 3,03% ke US$ 0,08531/koin (Rp 1.248/koin).
Sementara untuk token BNB berhasil menguat 3,86% ke US$ 285,85/koin (Rp 4.180.556/koin). Adapun untuk token stablecoin Tether kembali berada di kisaran level US$ 1/koin pada hari ini.
Berikut pergerakan 10 kripto utama pada hari ini.
![]() |
Aset kripto telah tersapu dalam aksi jual aset berisiko oleh investor, yang telah meningkat pada pekan ini karena masih panasnya inflasi di Negeri Paman Sam.
Bitcoin sebelumnya sempat menyentuh ke bawah level US$ 27.000 pada perdagangan kemarin, di mana level ini merupakan level terendahnya sejak Juli 2021. Namun pada pagi hari ini, koreksinya cenderung terpangkas dan kembali ke kisaran level US$ 29.000.
Sebelumnya pada Kamis kemarin, indeks harga produsen (producer price index/PPI) April, yang menunjukkan harga barang di tingkat grosir AS, melonjak 11% secara tahunan. Angka itu memang lebih rendah dari posisi Maret, tetapi lebih buruk dari ekspektasi pelaku pasar.
Hal ini kembali memicu kekhawatiran bahwa inflasi tinggi belum akan berakhir. Data inflasi pada Rabu lalu dari sisi konsumen (Indeks Harga Konsumen/IHK) April berada di 8,3%, yang lebih buruk dari ekspektasi dan masih berada di dekat rekor tertingginya sejak 40 tahun di 8,5%.
Inflasi yang masih tinggi membuat investor semakin khawat akan dampak ekonomi dan potensi semakin agresifnya bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) dalam menentukan kebijakan moneter kedepannya.
Aksi jual yang masif telah membawa kapitalisasi pasar keseluruhan kripto anjlok menjadi US$ 1,2 triliun, berdasarkan data dari CoinMarketCap.
Di lain sisi, kehancuran token TerraUSD (UST), salah satu token stablecoin terbesar di dunia membuat heboh di kalangan investor dan trader kripto serta membuat harga Bitcoin dan kripto lainnya makin terpuruk, selain tersengat dari sentimen negatif kenaikan inflasi global.
Bahkan, kejatuhan UST sempat membuat stablecoin utama lainnya yakni Tether (USDT) terpaksa menyentuh ke bawah level US$ 1 per keping.
Stablecoin sejatinya dipatok dengan rasio 1:1 terhadap dolar AS, sehingga harganya harus bertahan di kisaran US$ 1 per keping, meski terkadang harganya melebihi sedikit atau lebih rendah sedikit.
Tetapi, dengan kasus kejatuhan UST dan USDT, maka banyak pengamat skeptis bahwa stablecoin dapat dianggap sebagai alternatif kripto yang sangat volatil.
Meski begitu, Menteri Keuangan AS, Janet Yellen mengatakan kejatuhan stablecoin seperti Tether dan TerraUSD belum menimbulkan risiko sistemik pada sistem keuangan di AS maupun global.
"Saya tidak akan menggolongkannya pada skala ini sebagai ancaman nyata terhadap stabilitas keuangan, tetapi mereka tumbuh sangat cepat dan mereka menghadirkan jenis risiko yang sama yang telah kita ketahui selama berabad-abad sehubungan dengan kasus penarikan dana besar-besaran," katanya pada saat Sidang Komite Jasa Keuangan.
Di lain sisi, korelasi antara Bitcoin dengan indeks Nasdaq Composite telah meningkat baru-baru ini dan kini mendekati level tertinggi sepanjang masa, berdasarkan data Refinitiv.
Korelasi keduanya yang semakin meningkat menandakan bahwa jika pasar saham mengalami koreksi parah, utamanya saham-saham teknologi, maka hal ini akan diikuti oleh koreksi besar di pasar kripto.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Crypto Crash! Bitcoin Cs Babak Belur, Ada Apa Ini?