Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak dunia melesat. Maklum, sebelumnya harga si emas hitam sempat terperosok.
Pada perdagangan kemarin, harga minyak jenis brent ditutup di US$ 107,52/barel. Melonjak 4,93% dari posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Sementara yang jenis light sweet harganya US$ 105,72/barel. Bertambah 5,96%.
Sebelumnya, harga minyak sempat anjlok dua hari beruntun. Harga brent, misalnya, ambles 8,83% hanya dalam dua hari.
Dalam seminggu terakhir, harga minyak pun masih membukukan koreksi. Harga brent dan light sweet masih turun 2,41% dan 1,9% secara point-to-point.
So, harga minyak memang sudah 'murah'. Ini yang membuat investor kembali memburu kontrak minyak sehingga harga terdongrak.
Halaman Selanjutnya --> Pasokan Gas ke Eropa Terhambat, Minyak Melesat
Selain itu, harga minyak juga naik akibat ketidakpastian di Eropa. Pasokan gas alam dari Rusia ke Eropa turun dan Negeri Beruang Merah juga memberikan sanksi terhadap sejumlah perusahaan gas di Benua Biru. Ini membuat pasar energi menjadi grogi.
Pasokan gas dari Rusia selama in menggunakan jalur pipa di Kyiv, ibu kota Ukraina. Penyaluran gas dari pipa di Kyiv terhenti. Pihak Ukraina menyebut ini gara-gara intervensi pasukan Rusia.
Sejak 24 Februari lalu, Rusia melancarkan serangan ke Ukraina. Negara-negara Barat menyebut serangan ini sebagai invasi, sementara Kremlin mengklaim sebagai operasi militer khusus.
Saluran pipa gas dari Ukraina menyumbang 8% dari pasokan gas Rusia ke Eropa. Koridor ini mengirim gas ke Austria, Italia, Slowakia, dan sejumlah negara Eropa Timur lain.
Gazprom, perusahaan migas Rusia, menyebut masih menyalurkan pipa melalui jalur Ukraina sebanyak 72 juta meter kubik kemarin. Namun jumlah ini turun dibandingkan hari sebelumnya yaitu 95,8 juta meter kubik.
GTSOU, yang mengoperasikan pipa di Ukraina, menyatakan saluran tersebut mengalami kondisi kahar (force majeur). Saat ini jalur sedang dialihkan ke pipa Sudzha.
Saat pasokan gas alam berkurang, maka minyak akan menjadi alternatif energi pengganti. Permintaan minyak diperkirakan meningkat sehingga harga pun terangkat.
TIM RISET CNBC INDONESIA