
Jajaran Gainers & Loosers, Bank Digital Boncos

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali ditutup terkoreksi pada perdagangan Rabu (11/5/2022) kemarin, meski koreksinya terbilang tipis-tipis saja.
Menurut data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut ditutup turun tipis 0,05% ke level 6.816,2.
Sempat melemah di awal perdagangan sesi I, bahkan keluar dari level psikologis 6.800, IHSG sukses berbalik arah (rebound) dan berakhir di zona hijau di sesi I bahkan sempat melesat leih dari 1%.
Namun sayang, di perdagangan sesi II, gerak IHSG justru berbalik arah. Tekanan jual yang meningkat membuat penguatan IHSG terpangkas hingga akhirnya kembali ke zona merah, meski cenderung tipis-tipis.
Nilai transaksi indeks pada kemarin mencapai sekitaran Rp 18 triliun dengan melibatkan 23 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 1,4 juta kali. Sebanyak 324 saham naik, 227 saham turun, dan 148 saham mendatar.
Investor asing kembali melakukan penjualan bersih (net sell) kemarin, meski angkanya sudah menurun. Tercatat, net sell kemarin mencapai Rp 875,61 miliar di pasar reguler.
Di tengah koreksi tipis IHSG kemarin, beberapa saham menjadi top gainers kemarin. Berikut sepuluh saham yang menjadi top gainers pada perdagangan Rabu kemarin.
![]() |
Di posisi pertama terdapat saham emiten industri tekstil yakni PT Trisula Textile Industries Tbk (BELL) yang harga sahamnya ditutup melesat 33,33% ke posisi harga Rp 248/saham. Dengan ini, saham BELL menyentuh batas auto rejection atas (ARA) kemarin.
Nilai transaksi saham BELL pada perdagangan kemarin mencapai Rp 59,91 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 281,02 juta lembar saham. Investor asing mengoleksi saham BELL sebesar Rp 1,6 miliar di pasar reguler.
Melonjaknya harga saham BELL terjadi setelah perseroan berencana membagikan dividen tunai dari tahun buku 2021 dengan nilai total mencapai Rp 2,03 miliar atas dasar keputusan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar pada 27 April lalu.
Belum ada kepastian mengenai nilai dividen per saham yang akan dibagikan. Akan tetapi, merujuk jumlah saham dalam modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan per akhir Maret 2022 yang sebanyak 7.250.000.000 unit, maka kemungkinan dividen per sahamnya adalah Rp 0,28.
Rasio pembayaran dividen ini setara 48,65% dari laba bersih perseroan pada tahun 2021 beserta saldo laba ditahan yang tidak dibatasi penggunaannya.
Sebagai informasi, sepanjang tahun lalu, BELL membukukan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp 2,45 miliar dan saldo laba ditahan yang tidak dibatasi penggunaannya sebesar Rp 1,73 miliar.
Sedangkan di posisi kedua dan ketiga terdapat saham emiten grosir dan distribusi logistik bahan bakar, pelumas, dan LPG yakni PT Indah Prakasa Sentosa Tbk (INPS) dan emiten bisnis perhotelan yakni PT Esta Multi Usaha Tbk (ESTA).
Kedua saham tersebut sebelumnya sempat menduduki posisi pertama dan kedua dalam jajaran top gainers pada perdagangan Selasa lalu.
Dari saham INPS, harga sahamnya melonjak 24,74% ke posisi harga Rp 1.790/saham pada penutupan perdagangan kemarin. Saham INPS juga menyentuh batas ARA-nya kemarin.
Nilai transaksi saham INPS pada perdagangan kemarin mencapai Rp 49,54 juta dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 28,3 ribu lembar saham.
Hingga saat ini, bursa masih memberikan notasi khusu kepada saham INPS, di mana notasi khususu tersebut adalah L, yang membuktikan bahwa perseroan belum menyampaikan laporan keuangan pada tahun 2021 hingga saat ini.
Sedangkan saham ESTA ditutup melesat hingga 20% ke level Rp 660/saham dan menyentuh level ARA kemarin. Nilai transaksi saham ESTA pada perdagangan kemarin mencapai Rp 4,57 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 7,04 juta lembar saham.