'Tsunami' Inflasi di AS Akhirnya Melandai, Rupiah Melesat?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
Kamis, 12/05/2022 07:25 WIB
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah sudah 3 hari 'PHP', menguat di pembukaan perdagangan tetapi di penutupan malah melemah atau stagnan melawan dolar Amerika Serikat (AS). Dolar AS memang masih perkasa, terlihat dari indeksnya yang bergerak di level tertinggi dalam 20 tahun terakhir.

Meski demikian, pada perdagangan Kamis (12/5/2022) rupiah berpeluang menguat, sebab inflasi di Amerika Serikat menunjukkan tanda mulai melandai. Inflasi berdasarkan consumer price index (CPI) bulan April dilaporkan tumbuh 8,3% year-on-year (yoy) lebih rendah dari bulan sebelumnya 8.5% (yoy) yang merupakan rekor tertinggi dalam 40 tahun terakhir.

Melambatnya pertumbuhan inflasi tersebut menjadi yang pertama dalam 8 bulan terakhir. Dengan inflasi yang mulai melandai, The Fed tentunya tidak akan bertindak lebih agresif dari saat ini. Hal Tersebut membuat tenaga dolar AS untuk menguat tidak akan bertambah.


Secara teknikal, belum ada perubahan level-level yang harus diperhatikan rupiah yang disimbolkan USD/IDR tertahan di atas pola Rectangle yang sudah dibentuk sejak awal tahun.

Batas bawah pola Rectangle berada di kisaran Rp 14.240/US$ dan batas atas di kisaran Rp 14.400/US$, ada jarak 160 poin. Ketika rupiah menembus Rp 14.400 dan tertahan di atasnya, maka target pelemahannya sebesar 160 poin yakni di Rp 14.560/US$.

Grafik: Rupiah (USD/IDR) Harian
Foto: Refinitiv

Rupiah juga berada jauh di atas rerata pergerakan 50 hari (Moving Average 50/MA 50) 100 dan 200, yang tentunya memberikan tekanan bagi rupiah.
Indikator Stochastic pada grafik harian berada di wilayah overbought.

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

Indikator stochastic yang berada di wilayah overbought tentunya membuka peluang penguatan rupiah.

Pada grafik 1 jam, Stochastic masih berada di dekat wilayah overbought.

Grafik: Rupiah 1 Jam
Foto: Refinitiv

Area Rp 14.560/US$ menjadi resisten terdekat selama tertahan di bawahnya rupiah berpeluang menguat ke Rp 14.525/US$, sebelum menuju Rp 14.500/US$.
Sementara jika resisten ditembus rupiah berisiko melemah ke Rp 14.600/US$.

Resisten kuat selanjutnya berada di kisaran Rp 14.730/US$ yang merupakan Fibonacci Retracement 61,8%. Fibonacci Retracement tersebut ditarik dari level terendah 24 Januari 2020 di Rp 13.565/US$ dan tertinggi 23 Maret 2020 di Rp 16.620/US$.

Jika resisten tersebut ditembus dan rupiah tertahan di atasnya maka risiko ke Rp 15.000/US$ akan semakin besar.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Perang Bikin Rupiah Anjlok, Tembus Rp 16.400-an per Dolar AS