
BI Siap Kerek Suku Bunga, Dolar Australia ke Bawah Rp 10.000?

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Australia kemarin sempat mendekati Rp 10.000/AU$, sementara pada perdagangan hari ini Rabu (11/5/2022) mampu menguat melawan rupiah.
Pada pukul 9:52 WIB, dolar Australia diperdagangkan di kisaran Rp 10.102/AU$, menguat 0,09% di pasar spot melansir data Refinitiv.
Dolar Australia sebenarnya dalam tren menurun melawan rupiah meski pada pekan lalu bank sentralnya (Reserve Bank of Australia/RBA) sudah menaikkan suku bunga.
Melihat hal tersebut, tidak menutup kemungkinan dolar Australia akan turun ke bawah Rp 10.000/AU$ jika Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga dalam waktu dekat.
Dengan inflasi yang terus menanjak, bukan tidak mungkin BI akan menaikkan suku bunga dalam waktu dekat.
Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo memastikan respon kebijakan BI akan sangat tergantung dari penyebab inflasi. Bank sentral akan juga melakukan sejumlah upaya untuk meredam inflasi termasuk dengan memperkuat kerja sama dengan pemangku kepentingan, termasuk pemerintah.
"BI terus memonitor resiko inflasi ke depan, besaran dan timing dari respons kebijakan moneter akan tergantung pada faktor-faktor penyebab inflasi. Jika tekanan inflasi, khususnya inflasi inti, dipandang permanen dan akan melampaui sasaran, BI siap mengambil langkah-langkah berikutnya termasuk penyesuaian suku bunga," tutur Dody, kepada CNBC Indonesia.
Ekonom OCBC Wellian Wiranto memperkirakan Bank Indonesia (BI) akan bertindak pre-emptive dengan menaikkan suku bunga bulan ini untuk memerangi inflasi.
"Inflasi April ada di atas konsensus pasar. Ruang BI untuk mempertahankan target inflasi 2-4% kini tidak ada," tutur Wellian dalam laporan berjudul Time for a Hike.
"BI mengatakan akan mempertimbangkan inflasi inti sementara pada saat yang sama akan pre-emptive serta hati-hati. Kami pikir jalan terbaik dalam menyelesaikan hal tersebut adalah dengan mempercepat suku bunga daripada menundanya," imbuh Wellian.
Wellian menambahkan langkah pre-emptive BI juga dilakukan demi menjaga daya tarik aset domestik di tengah kebijakan The Fed yang agresif. Dia mengingatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia juga sudah berada di jalur yang benar sehingga BI kemungkinan akan mulai mengambil langkah dalam meredam inflasi.
"Ekonomi domestik memang belum pulih sepenuhnya tapi dalam kondisi yang cukup baik. Namun, lonjakan inflasi harus segera ditangani untuk menjaga kepercayaan konsumen," ujarnya.
Wellian memperkirakan BI akan mulai menaikkan suku bunga pada Mei tahun ini. Secara keseluruhan, dia memperkirakan BI akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 100 bps sepanjang tahun ini sehingga suku bunga acuan BI akan berada di level 4,5% di akhir tahun.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Libas Semua Dolar, Rupiah Terbaik di Asia Lagi!
