Joss! Rupiah Melesat, Tapi Bisa Sampe Akhir Perdagangan?
Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah menguat cukup tajam melawan dolar Amerika Serikat (AS) di awal perdagangan Rabu (11/5/2022). Sama dengan dua hari terakhir, rupiah selalu mampu menguat di awal perdagangan, tetapi selalu gagal dipertahankan. Lantas apakah rupiah akan 'PHP' lagi hari ini?
Melansir data Refinitiv, rupiah membuka perdagangan dengan melesat 0,24% ke Rp 14.520/US$ di pasar spot.
Tanda-tanda rupiah akan menguat sudah terlihat dari pergerakannya di pasar non-deliverable forward (NDF) yang lebih kuat pagi ini ketimbang beberapa saat setelah penutupan perdagangan kemarin.
Periode | Kurs Selasa (10/5) pukul 15:13 WIB | Kurs Rabu (11/5) pukul 8:51 WIB |
1 Pekan | Rp14.546,5 | Rp14.510,5 |
1 Bulan | Rp14.567,0 | Rp14.538,0 |
2 Bulan | Rp14.612,0 | Rp14.571,7 |
3 Bulan | Rp14.669,0 | Rp14.636,0 |
6 Bulan | Rp14.786,0 | Rp14.753,0 |
9 Bulan | Rp14.906,0 | Rp14.873,0 |
1 Tahun | Rp15.047,0 | Rp15.011,0 |
2 Tahun | Rp15.577,5 | Rp15.547,6 |
NDF adalah instrumen yang memperdagangkan mata uang dalam jangka waktu tertentu dengan patokan kurs tertentu pula.Pasar NDF tersedia di pusat-pusat keuangan internasional seperti Singapura, Hong Kong, New York, atau London, dan seringkali mempengaruhi psikologis pembentukan harga di pasar spot.
Sentimen pelaku pasar yang membaik membuat rupiah mampu menguat pada hari ini. Bursa saham AS (Wall Street) yang mulai bangkit menjadi indikasi sentimen pelaku pasar yang membaik. Indeks S&P 500 menguat 0,25%, Nasdaq nyaris 1%, hanya indeks Dow Jones yang masih melemah 0,26%.
Saat sentimen pelaku pasar mulai membaik, maka investor kembali masuk ke aset-aset berisiko yang bisa berdampak positif ke rupiah. Dalam dua hari terakhir, investor asing tercatat melakukan aksi jual bersih sekitar Rp 5,2 triliun di pasar saham Indonesia.
Selain itu, pasar obligasi Indonesia juga menjadi tidak menarik akibat bank sentral AS (The Fed) yang sangat agresif dalam menaikkan suku bunga.
Lelang Surat Utang Negara (SUN) yang dilakukan Selasa kemarin sepi peminat. Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, total penawaran yang masuk dalam lelang SUN hanya Rp 19,74 triliun, termasuk 1,33 triliun penawaran investor asing.
Nilai penawaran tersebut menjadi yang terendah di tahun ini, bahkan di bawah target indikatif Rp 20 triliun, dan hanya diserap sebanyak Rp 7,76 triliun.
Jika hari ini sentimen pelaku pasar terus membaik, peluang rupiah mempertahankan penguatan hingga penutupan perdagangan semakin besar.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)