
Senin Jeblok, Selasa Stagnan! Rupiah Menguat Hari Ini?

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah berakhir stagnan melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada Selasa kemarin, padahal nyaris sepanjang perdagangan rupiah mampu mampu mempertahankan penguatan. Kinerja tersebut membaik ketimbang awal pekan ini saat rupiah terpuruk yang membawanya ke level terlemah 10 bulan.
Pada perdagangan hari ini, Rabu (11/5/2022) rupiah berpeluang bangkit melihat pergerakan bursa saham AS (Wall Street) yang mulai bangkit. Indeks S&P 500 menguat 0,25%, Nasdaq nyaris 1%, hanya indeks Dow Jones yang masih melemah 0,26%.
Wall Street yang mulai bangkit menjadi indikasi sentimen pelaku pasar yang mulai membaik dan kembali masuk ke aset-aset berisiko yang bisa berdampak positif ke rupiah. Dalam dua hari terakhir, investor asing tercatat melakukan aksi jual bersih sekitar Rp 5,2 triliun di pasar saham Indonesia. Jika hari ini berbalik menjadi beli bersih, peluang rupiah untuk kembali menguat semakin besar.
Secara teknikal, belum ada perubahan level-level yang harus diperhatikan rupiah yang disimbolkan USD/IDR tertahan di atas pola Rectangle yang sudah dibentuk sejak awal tahun.
Batas bawah pola Rectangle berada di kisaran Rp 14.240/US$ dan batas atas di kisaran Rp 14.400/US$, ada jarak 160 poin. Ketika rupiah menembus Rp 14.400 dan tertahan di atasnya, maka target pelemahanya sebesar 160 poin yakni di Rp 14.560/US$.
![]() Foto: Refinitiv |
Rupiah juga berada jauh di atas rerata pergerakan 50 hari (Moving Average 50/MA 50) 100 dan 200, yang tentunya memberikan tekanan bagi rupiah.
Indikator Stochastic pada grafik harian dan 1 jam bergerak naik dan sudah masuk wilayah overbought.
Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.
Indikator stochastic yang berada di wilayah overbought tentunya membuka peluang penguatan rupiah.
![]() Foto: Refinitiv |
Area Rp 14.560/US$ menjadi resisten terdekat selama tertahan di bawahnya rupiah berpeluang menguat ke Rp 14.525/US$, sebelum menuju Rp 14.500/US$.
Sementara jika resisten ditembus rupiah berisiko melemah ke Rp 14.600/US$.
Resisten kuat selanjutnya berada di kisaran Rp 14.730/US$ yang merupakan Fibonacci Retracement 61,8%. Fibonacci Retracement tersebut ditarik dari level terendah 24 Januari 2020 di Rp 13.565/US$ dan tertinggi 23 Maret 2020 di Rp 16.620/US$.
Jika resisten tersebut ditembus dan rupiah tertahan di atasnya maka risiko ke Rp 15.000/US$ akan semakin besar.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kabar Dari China Bakal Hadang Rupiah ke Bawah Rp 15.000/US$?
