Sudah Ambrol 7% Sejak Kemarin, Sesi 2 IHSG Bisa Bangkit?

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup sesi I perdagangan Selasa (10/5/2022) dengan koreksi sebesar 2,89% di level 6.709,77.
IHSG kembali ambles melewati dua level psikologis 6.900 dan 6.800 untuk hari ini. Sebagai informasi, IHSG kemarin terkoreksi 4,4% dan ditutup di level 6.909,75.
Hanya dalam kurun waktu dua hari perdagangan berjalan setelah libur panjang lebaran, IHSG sudah ambles 7,18%.
Padahal sebelum libur pada 28 April 2022, IHSG masih berada di 7.228,91 dan saat itu IHSG menduduki peringkat pertama indeks saham Asia Pasifik dengan return tertinggi mencapai 9,8% sejak awal tahun.
Dengan koreksi dua hari beruntun yang signifikan, return IHSG secara year to date (ytd) tersisa 1,95%. Miris memang. Namun mau bagaimana lagi libur panjang membuat efek jet lag benar-benar terasa.
Apalagi saat libur sentimen global sedang tidak kondusif dengan adanya pengetatan moneter oleh bank sentral AS The Fed.
Kabar buruk yang terus membayangi dari Barat terkait inflasi yang dikhawatirkan memicu stagflasi ditambah konflik geopolitik yang semakin meluas dengan berbagai sanksi ekonomi bisa memantik aksi jual besar-besaran di pasar keuangan.
Aset-aset berisiko seperti saham akan tertekan. Apalagi aset-aset di negara berkembang seperti di Indonesia. Risiko outflow semakin terlihat.
Kemarin, asing net sell Rp 2,6 triliun. Hari ini hingga sesi I berakhir asing net sell Rp 1,74 triliun. Hanya dalam kurun waktu dua hari asing sudah keluar dari pasar saham RI sebesar Rp 4,3 triliun.
IHSG dan mayoritas bursa Asia lain kecuali Shanghai bergerak di zona merah mengekor Wall Street yang ambles 2% lebih semalam.
Untuk melihat arah pergerakan IHSG di sesi II, simak ulasan teknikal berikut.
Analisis Teknikal
Pergerakan IHSG dianalisis berdasarkan periode waktu jam (hourly) dan menggunakan indikator Bollinger Band (BB) untuk menentukan area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).
Jika melihat level penutupan IHSG sesi I dan indikator BB, tampak bahwa indeks anjlok dan bergerak mendekati area support 6.655.
Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lain yaitu Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.
![]() Foto: Refinitiv |
Perlu diketahui, RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.
Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.
Sejak kemarin, RSI IHSG berada di wilayah jenuh jualnya. Bahkan posisi RSI hari ini masih berada di level oversold-nya di 17,5.
Namun IHSG tampak berusaha untuk rebound terlihat dari pola candle hourly yang terbentuk. Di sesi II ada potensi IHSG memangkas koreksi. Namun tekanan jual yang masih kuat tetap menjadi risiko IHSG untuk rebound tinggi.
Untuk sesi II, IHSG berpeluang menguji level support terdekat 6.655 dan resisten terdekat di 6.748.
Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jelang Musim Laporan Keuangan, Ini Emiten Yang Mulai Diborong
