Rupiah Siaga! Pasar Keuangan RI Bakal Dilanda Aksi Jual Lagi

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
Selasa, 10/05/2022 08:00 WIB
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah terpuruk pada perdagangan Senin kemarin setelah libur Hari Raya Idul Fitri selama satu pekan lebih. Dolar Amerika Serikat (AS) yang sedang kuat-kuatnya ditambah aksi jual yang melanda pasar keuangan Indonesia membuat rupiah jeblok 0,41% ke Rp 14.555/US$, yang merupakan level terlemah dalam 10 bulan terakhir.

Di pasar saham Indonesia kemarin, investor asing tercatat melakukan aksi jual bersih nyaris Rp 2,6 triliun di pasar reguler, membuat IHSG jeblok hingga 4,4%.

Hal yang sama terjadi di pasar obligasi, terlihat dari yield Surat Berharga Negara (SNB) tenor 10 tahun yang naik 15,8 basis poin ke 7,156%. Pergerakan yield Treasury berbanding terbalik dengan harga, ketika yield naik artinya harga turun. Saat harga turun artinya terjadi aksi jual yang kemungkinan ada capital outflow, dan tentunya memberikan sentimen negatif ke rupiah.


Aksi jual tersebut berisiko berlanjut pada perdagangan Selasa (10/5/2022) sebab bursa saham AS (Wall Street) kembali ambrol yang menjadi indikasi sentimen pelaku pasar yang masih buruk. Indeks Dow Jones jeblok 2%, S&P 500 ambrol 3,2% dan Nasdaq paling parah merosot hingga 4,3%.

Secara teknikal, rupiah yang disimbolkan USD/IDR tertahan di atas pola Rectangle yang sudah dibentuk sejak awal tahun.

Batas bawah pola Rectangle berada di kisaran Rp 14.240/US$ dan batas atas di kisaran Rp 14.400/US$, ada jarak 160 poin. Ketika rupiah menembus Rp 14.400 dan tertahan di atasnya, maka target pelemahanya sebesar 160 poin yakni di Rp 14.560/US$.

Grafik: Rupiah (USD/IDR) Harian
Foto: Refinitiv

Rupiah juga berada jauh di atas rerata pergerakan 50 hari (Moving Average 50/MA 50) 100 dan 200, yang tentunya memberikan tekanan bagi rupiah.

Indikator Stochastic pada grafik harian dan 1 jam bergerak naik dan sudah masuk wilayah overbought.

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

Indikator stochastic yang berada di wilayah overbought tentunya membuka peluang penguatan rupiah.

Grafik: Rupiah 1 Jam
Foto: Refinitiv 

Area Rp 14.560/US$ menjadi resisten terdekat selama tertahan di bawahnya rupiah berpeluang menguat ke Rp 14.525/US$, sebelum menuju Rp 14.500/US$.

Sementara jika resisten ditembus rupiah berisiko melemah ke Rp 14.600/US$.

Resisten kuat selanjutnya berada di kisaran Rp 14.730/US$ yang merupakan Fibonacci Retracement 61,8%. Fibonacci Retracement tersebut ditarik dari level terendah 24 Januari 2020 di Rp 13.565/US$ dan tertinggi 23 Maret 2020 di Rp 16.620/US$.

Jika resisten tersebut ditembus dan rupiah tertahan di atasnya maka risiko ke Rp 15.000/US$ akan semakin besar.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Perang Bikin Rupiah Anjlok, Tembus Rp 16.400-an per Dolar AS