
Inflasi dan PDB Gagal Angkat IHSG, Sesi 2 Makin Anjlok 4,53%

Jakarta, CNBC Indonesia - Data ekonomi yang dirilis hari ini, yakni inflasi dan pertumbuhan ekonomi, gagal mengangkat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) untuk rebound pada sesi dua.
Malah, IHSG makin anjlok lebih dari 4% pada sesi siang hari. Pada pukul 14.45 WIB jelang penutupan, IHSG tercatat ambles 327,45 poin atau 4,53% ke level 6.901,464.
Sebelumnya, IHSG sempat terlempar dari level 6.900, tepatnya di level terendah hari ini yakni 6.896.999. Sedangkan, posisi tertinggi hari ini ada di 7.156,484.
Usai rilis data inflasi dan PDB sekitar pukul 11.00 WIB, IHSG menutup perdagangan sesi I dengan koreksi tajam 3,88%. Dengan koreksi tersebut, IHSG terpaksa keluar dari level psikologis 7.000.
Padahal, menurut analis Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus data ini akan berpengaruh pada IHSG.
"Kedua data ini bisa menjadi sentimen, apabila bagus, tentu akan menjadi daya dobrak mengurangi koreksi yang terjadi," jelas Nico kepada CNBC Indonesia, Senin (9/5/2022).
Selain data PDB dan inflasi, ada alasan lain mengapa pembukaan IHSG longsor pada hari ini. Nico menyebutkan alasan pertama adalah kenaikan tingkat suku bunga berbagai bank sentral di seluruh dunia.
"Selain itu, ada inflasi (global yang meningkat) dan perlambatan ekonomi China. Namun, data ekonomi kita diharapkan menjadi daya ungkit koreksi yang terjadi hari ini," kata Nico kepada CNBC Indonesia, Senin (9/5/2022).
Badan Pusat Statistik (BPS) hari ini melaporkan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2022 tumbuh 5,01% secara tahunan (year-on-year/yoy). Jauh lebih baik ketimbang periode yang sama tahun lalu di mana Produk Domestik Bruto (PDB) tumbuh -0,74%.
Pada Senin (9/5/2022), Kepala BPS Margo Yuwono melaporkan PDB atas dasar harga berlaku pada kuartal I-2022 adalah Rp 4.513 triliun. Sementara atas dasar harga konstan, nilai PDB adalah Rp 2.819 triliun.
Margo menyebut ada sejumlah latar belakang yang mendorong pertumbuhan ekonomi pada Januari-Maret 2022. Pertama adalah kegiatan usaha yang terus membaik.
"Laporan Bank Indonesia (BI) menyatakan kapasitas terpakai industri pengolahan mencapai 72,45%. Kemudian penjualan ritel tumbuh impresif 12,17% dan Prompt Manufacturing Index-BI mencapai 51,77%, lebih tinggi dibandingkan triwulan I-2021 yang 50,01%," papar Margo dalam jumpa pers secara virtual.
Kedua, masih dari sisi industri, konsumsi listrik tumbuh tinggi mencapai 15,44%. Kemudian impor barang modal, bahan baku, dan barang konsumsi masing-masing tumbuh 30,68%, 33,44%, dan 11,77%.
Ketiga, kali ini dari sisi konsumen, penjualan mobil penumpang tumbuh 45,95%. Lalu jumlah penumpang angkutan udara naik 58,13%. Penerimaan PPh (Pajak Penghasilan) pasal 21 tumbuh 18,8%, menunjukkan perbaikan pendapatan masyarakat.
Sementara itu, pada April 2022 terjadi inflasi sebesar 0,95% dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 109,98.
Tingkat inflasi tahun kalender (Januari-April) 2022 sebesar 2,15% dan tingkat inflasi tahun ke tahun (April 2022 terhadap April 2021) sebesar 3,47%.
(vap/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Semangat, IHSG Tunjukkan Tanda Balik Arah di Sesi 2
