IHSG Sesi Pertama Jet Lag, Sesi Kedua Masih Bakal Limbung

Putra, CNBC Indonesia
09 May 2022 12:33
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup perdagangan sesi I dengan koreksi tajam 3,88%. Dengan koreksi tersebut, IHSG terpaksa keluar dari level psikologis 7.000.

Pada penutupan perdagangan sesi pertama 11.30 WIB, IHSG berada di level 6.948,31. IHSG konsisten berada di zona koreksi sejak awal perdagangan.

Koreksi yang terjadi pada perdagangan hari ini merupakan koreksi terbesar sepanjang tahun 2022. Bersamaan dengan koreksi yang tajam, asing juga net sell jumbo senilai Rp 1,64 triliun di seluruh pasar.

Mayoritas bursa saham Asia bergerak di zona merah hingga siang ini. IHSG tampak memimpin pelemahan dengan koreksi lebih dari 3,8%. Di posisi kedua ada indeks Nikkei Jepang yang ambles 2,35%.

Hanya indeks Shang Hai Composite saja yang mampu mencatatkan penguatan sebesar 0,11% ketika indeks Bursa Asia lain bergerak di zona merah.

Hari ini ada rilis dua data ekonomi penting. Pertama adalah pertumbuhan ekonomi dan kedua adalah inflasi.
Pada kuartal I-2022, ekonomi Indonesia tumbh 5,01% secara year on year (yoy). Ekonomi Indonesia terus menunjukkan perbaikan seiring dengan menurunnya kasus Covid-19.

Sementara itu inflasi di bulan April 2022 tercatat naik 0,95% dibanding bulan Maret 2022 serta tumbuh 3,47% secara year on year dan menjadi level tertinggi sejak Agustus 2019.

Analisa Teknikal

TeknikalFoto: Teknikal
Teknikal

Pergerakan IHSG dianalisis berdasarkan periode waktu jam (hourly) dan menggunakan indikator Boillinger Band (BB) untuk menentukan area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).

Jika melihat level penutupan IHSG sesi I dan indikator BB, tampak bahwa indeks sudah anjlok jauh ke bawah level supportnya.

Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lain yaitu Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.

Perlu diketahui, RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.

Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.
Indikator RSI turun signifikan sampai menyentuh level jenuh jualnya. RSI berada di level 21,42.

Untuk sesi II, IHSG berpeluang menguji level support terdekat 6.944 dan resisten terdekat di 7.022.

Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular