Lagi, Saham Unilever Mendapat Kritik Dari Penasihat Keuangan

Lalu Rahadian, CNBC Indonesia
09 May 2022 12:00
FILE - A view of a Unilever logo, displayed outside the head office of PT Unilever Indonesia Tbk. in Tangerang, Indonesia, Tuesday, Nov. 16, 2021. Unilever, which makes Vaseline skin care products and Ben & Jerry’s ice cream, says it's laying off 1,500 staff as part of a company-wide restructuring. The proposed changes mean that senior management jobs will be cut by about 15% while junior management roles will be reduced by 5%, it said Tuesday Jan. 25, 2022. The London-based consumer goods giant employs 149,000 people globally.  (AP Photo/Tatan Syuflana, FIle)
Foto: Unilever (AP/Tatan Syuflana)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai laba per saham (earning per share/EPS) PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) diperkirakan akan menurun pada kuartal I/2022, jika manajemen perusahaan tidak melakukan beberapa hal.

Perkiraan ini disampaikan perusahaan penasihat investasi PT Nilzon Kapital Advisor. Perusahaan ini menilai laba UNVR bisa turun apabila manajemen tidak menunda pengakuan beban pada tiga bulan pertama 2022.

"Kami menemukan hal yang sangat menarik dari laporan keuangan UNVR pada kuartal pertama tahun 2022 yang baru saja terbit. Kenaikan laba sebesar 19,03% year-on-year ternyata hampir seluruhnya bukan disebabkan oleh kesuksesan operasional, melainkan karena hilangnya beban 'biaya jasa dan ETS' secara mendadak dari laporan keuangan. Biaya tersebut sejatinya dicatatkan secara konsisten oleh UNVR dan dibayarkan kepada pihak terafiliasi, namun tidak pada Q1 tahun ini." kata President dan Principal Advisor Nilzon Kapital Frizon Akbar Putra, Senin (9/5/2022).


Ketiadaan beban biaya jasa dan ETS UNVR yang dimaksud Frizon nilainya mencapai Rp337 miliar. Frizon menyebut ketiadaan indikator tersebut pada laporan kinerja sebuah emiten bukan terjadi kali ini sana.

"Sejarah menunjukkan bahwa 'biaya jasa dan ETS' kemungkinan akan ditunda ke kuartal berikutnya, bukan dihilangkan," ujarnya.

Frizon mencontohkan, pada kuartal II/2012 silam beban biaya nasa juga tidak ada pada laporan kinerja UNVR. Akan tetapi, biaya tersebut ternyata membengkak pada kuartal berikutnya.
Jika dirata-rata, biaya jasa yang hilang hanya ditunda pencatatannya.

Merujuk pada kejadian 10 tahun silam, Nilzon Kapital menyebut investor harus bersiap akan kemungkinan adanya akumulasi beban biaya jasa dan ETS pada kuartal selanjutnya pada 2022.
"Investor sebaiknya memperhatikan dengan seksama klarifikasi atau keterbukaan informasi yang mungkin akan disampaikan oleh manajemen UNVR terkait alasan dibalik nilai beban 'biaya jasa dan ETS' yang tidak biasa di Q1 2022, terutama apakah karena adanya penundaan pengakuan beban atau ada alasan lain," ujarnya.

Pada pengungkapan yang ada di laporan keuangan UNVR, tercatat tarif 'biaya jasa dan ETS' yang dibebankan kepada UNVR untuk dibayarkan kepada perusahaan terafiliasi adalah sebanyak- banyaknya sebesar 3% dari total penjualan setahun kepada pihak ketiga untuk 'biaya jasa' dan ditambah 1% dari penjualan bersih domestik tahunan untuk 'biaya ETS'.

Di dalam risetnya, Nilzon Capital mengestimasi 'biaya jasa dan ETS' mungkin akan menjadi Rp421,8 miliar secara prorata jika memang benar bahwa biaya tersebut hilang hanya karena masalah timing pengakuan beban. Jumlah tersebut dihitung berdasarkan perkalian antara persentase historis aktual dari tarif 'biaya jasa dan ETS' selama Q2-Q4 2021 sebesar 3,89% dengan penjualan yang berhasil dibukukan oleh UNVR pada Q1 2022 sebesar Rp10.838 miliar.

Dalam kesempatan yang sama, John Octavianus selaku Principal Advisor Nilzon Capital menyebut, kinerja UNVR masih tertinggal jauh di belakang sister companies-nya di berbagai negara.
"UNVR juga tertinggal dibandingkan semua regional Grup Unilever kecuali Eropa dan tertinggal dari perusahaan induknya sendiri, Unilever PLC," tutur John.

"Walaupun penjualan bersih naik 5,40% YoY, UNVR masih belum berhasil mengimbangi kenaikan biaya bahan baku yang melonjak 12,45% YoY dan dengan demikian menurunkan marjin laba kotor sebesar 379 bps dibandingkan dengan kuartal yang sama tahun lalu," katanya menjelaskan.


(RCI/dhf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Joss! Pertahankan Daya Saing, UNVR Pimpin 80% Kategori Pasar

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular