Melesat Lagi, Ramalan Bitcoin ke Rp 69 M Bakal Jadi Nyata?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
05 May 2022 15:00
Bitcoin
Foto: doc.CNBC International

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga bitcoin kembali melesat pada perdagangan Kamis (5/5/2022) setelah pengumuman kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat (AS) atau yang dikenal dengan Federal Reserve (The Fed). Padahal sebelumnya mata uang kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar ini diprediksi akan tertekan.

Melansir data dari Coin Market Cap, pada pukul 13:24 WIB bitcoin diperdagangkan di kisaran US$ 39.685,99/koin, naik 3,66% dalam 24 jam terakhir. Sebelumnya, bahkan sempat kembali ke atas US$ 40.000/koin.

Ethereum juga mampu naik 4,66%, BNB 3,72%, dan XRP 5,6%. Solana dan Cardano bahkan melesat 8,5% dan 11%.

The Fed yang dini hari tadi menaikkan suku bunga 50 basis poin menjadi 0,75% - 1% membuat aset-aset berisiko justru menguat. Bitcoin dkk pun ikut terkerek.

Kenaikan tersebut terjadi sebab ketua The Fed, Jerome Powell mengesampingkan kemungkinan kenaikan suku bunga sebesar 75 basis poin, dan pasar dari jauh-jauh hari sudah mengantisipasi kenaikan sebesar 50 basis poin. Artinya, pasar sudah price in, dan dolar AS pun diterpa aksi profit taking sebab tidak ada kejutan dari bank sentral paling powerful di dunia ini.

Selain itu nilai neraca (balance sheet) The Fed yang saat ini sekitar US$ 9 triliun sebelumnya diperkirakan akan dikurangi sekitar US$ 95 miliar per bulan. Nyatanya, The Fed mengurangi nilainya lebih sedikit. Pada Juni, Juli, dan Agustus, neraca itu akan dikurangi masing-masing US$ 47,5 miliar per bulan. Mulai September, nilai pengurangannya menjadi US$ 90 miliar per bulan.

Dengan kebijakan yang diambil tersebut, pasar justru melihat The Fed lebih dovish ketimbang ekspektasi pasar, aset-aset berisiko pun menguat begitu juga bitcoin Cs.

Ke depannya, bukan tidak mungkin bitcoin akan terus melaju. Apalagi CEO bursa kripto Coinbase, Brian Armstrong, memprediksi dalam 10 tahun ke depan akan ada lonjakan pengguna aset kripto hingga 1 miliar orang dan akan berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi.

"Perkiraan saya, dalam 10 - 20 tahun kita akan melihat porsi substansial ekonomi kripto terhadap produk domestik bruto," kata Armstrong sebagaimana dilansir Forbes, Kamis (5/5/2022).

Saat ini Coinbase memiliki pengguna yang terverifikasi nyaris 90 juta orang di lebih dari 100 negara.

Jika semakin banyak pengguna, maka permintaan tentunya akan menigkat, hal ini bisa membuat harga bitcoin Cs melesat.

Harga bitcoin bahkan diprediksi bisa melesat mencapai US$ 4,8 juta/koin atau sekitar Rp 69 miliar/koin (kurs Rp 14.400/US$). Hal ini diungkapkan perusahaan investasi asal Amerika Serikat (AS) VanEck, berdasarkan analisis yang dilakukan oleh head of active EM debt VanEck, Eric Fine dan kepala ekonomnya Natalia Gurushina.

Bitcoin diperkirakan bisa mencapai US$ 4,8 miliar/koin jika mampu menjadi cadangan devisa global.

Namun, menurut analis tersebut, hal ini tentunya akan menjadi pertanyaan besar, apakah bitcoin akan menjadi cadangan devisa global atau tidak.

Analisis yang dilakukan membandingkan implikasi harga emas dan bitcoin jika keduanya diadopsi menjadi dasar mata uang.

Analisis tersebut menunjukkan bitcoin bisa berada di rentang US$ 1,3 juta sampai US$ 4,8 juta. Menurut mereka, sanksi yang diberikan ke Rusia membuat pandangan terhadap mata uang mulai berubah.

"Sanksi terhadap Rusia membuat permintaan akan mata uang utama berkurang, alih-alih fokus kini kembali ke emas yang juga menjadi cadangan devisa, atau ke aset era digital seperti bitcoin," kata analis tersebut sebagaimana dilansir Coin Telegraph awal April lalu.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article The Fed Mau Naikin Suku Bunga, Pasar Kripto Kok Malah Happy?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular